
Bank Dunia: Orang Miskin Nambah 49 Juta, Perlu BLT US$ 1/hari
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
26 April 2020 13:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi virus corona (Coronavirus Desease-2019/Covid-19) adalah tragedi kesehatan dan kemanusiaan. Namun virus yang bermula dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China ini juga menyebabkan tragedi sosial-ekonomi.
Penyebaran virus yang sangat cepat memaksa berbagai negara menerapkan pembatasan sosial (social distancing) bahkan karantina wilayah (lockdown).
Namun kebijakan ini membuat aktivitas dan mobilitas masyarakat menjadi terbatas sehingga roda ekonomi berputar lambat. Akibatnya, lapangan kerja menyusut dan menyebabkan jutaan orang rawan terperosok ke jurang kemiskinan.
"Pandemi virus corona adalah akan menjadi krisis yang berbeda dalam hal dampak sosial-ekonomi. Kami memperkirakan pandemi ini akan membuat 49 juta orang di seluruh dunia masuk ke level kemiskinan ekstrem pada 2020," sebut Carolina Sanchez-Paramo, Direktur Bank Dunia, dalam tulisannya di blog resmi.
Wilayah yang diperkirakan paling banyak mencetak kemiskinan baru adalah Sub-Sahara Afrika yaitu 23 juta. Disusul oleh Asia Selatan yakni 16 juta.
Bank Dunia menyebutkan sejumlah karakteristik orang-orang yang berisiko masuk ke jurang kemiskinan ekstrem yaitu:
1. Umumnya tinggal di daerah perdesaan.
2. Sebagian besar bekerja di sektor pertanian, jasa, dan usaha informal.
3. Ketergantungan tinggi terhadap bantuan pemerintah.
4. Tabungan terbatas dan tidak memiliki asuransi.
"Upaya penanggulangan virus yang lebih ketat membuat aktivitas ekonomi terhenti, sehingga membuat orang-orang miskin kehilangan pekerjaan. Pada saat yang sama, kemampuan pemerintah untuk memberi dukungan juga terbatas. Bantuan pemerintah biasanya akan lebih besar kepada sektor formal," jelas Sanchez-Paramo.
Penyebaran virus yang sangat cepat memaksa berbagai negara menerapkan pembatasan sosial (social distancing) bahkan karantina wilayah (lockdown).
Namun kebijakan ini membuat aktivitas dan mobilitas masyarakat menjadi terbatas sehingga roda ekonomi berputar lambat. Akibatnya, lapangan kerja menyusut dan menyebabkan jutaan orang rawan terperosok ke jurang kemiskinan.
"Pandemi virus corona adalah akan menjadi krisis yang berbeda dalam hal dampak sosial-ekonomi. Kami memperkirakan pandemi ini akan membuat 49 juta orang di seluruh dunia masuk ke level kemiskinan ekstrem pada 2020," sebut Carolina Sanchez-Paramo, Direktur Bank Dunia, dalam tulisannya di blog resmi.
Wilayah yang diperkirakan paling banyak mencetak kemiskinan baru adalah Sub-Sahara Afrika yaitu 23 juta. Disusul oleh Asia Selatan yakni 16 juta.
Bank Dunia menyebutkan sejumlah karakteristik orang-orang yang berisiko masuk ke jurang kemiskinan ekstrem yaitu:
1. Umumnya tinggal di daerah perdesaan.
2. Sebagian besar bekerja di sektor pertanian, jasa, dan usaha informal.
3. Ketergantungan tinggi terhadap bantuan pemerintah.
4. Tabungan terbatas dan tidak memiliki asuransi.
"Upaya penanggulangan virus yang lebih ketat membuat aktivitas ekonomi terhenti, sehingga membuat orang-orang miskin kehilangan pekerjaan. Pada saat yang sama, kemampuan pemerintah untuk memberi dukungan juga terbatas. Bantuan pemerintah biasanya akan lebih besar kepada sektor formal," jelas Sanchez-Paramo.
Next Page
Bank Dunia Usul Ada BLT
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular