
Zero Death! Begini Cara Vietnam Tangani Pandemi COVID-19
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
25 April 2020 16:09

Jakarta, CNBC Indonesia - Vietnam saat ini tengah menjadi negara Asia Tenggara yang disorot global. Bukan tanpa sebab, ternyata Vietnam adalah negara dengan sumber daya terbatas yang dinilai mampu melawan pandemi COVID-19.
Sudah dalam sepekan terakhir Vietnam tak melaporkan satu kasus baru COVID-19. Walau akhirnya hari ini dilaporkan ada dua kasus baru, jumlah kumulatif kasus di Vietnam tergolong sangat rendah jika dibandingkan dengan negara kawasan Asia Tenggara lainnya.
Berdasarkan data kompilasi John Hopkins University CSSE, jumlah penderita COVID-19 di Vietnam per hari ini mencapai 270 orang saja. Namun yang lebih mengejutkan adalah korban jiwa akibat COVID-19 di negara tersebut berjumlah nol. Ya tidak ada yang meninggal akibat COVID-19 di Vietnam. Hebat bukan?
Namun banyak juga yang sanksi dengan informasi ini. Mengingat negara-negara maju seperti Italia yang punya 41 dokter per 10.000 populasinya saja benar-benar kewalahan menghadapi COVID-19.
Bagaimana bisa Vietnam yang hanya negara berkembang dengan jumlah dokter hanya 8 per 10.000 orang bisa melaporkan zero case of death dan tak ada kasus baru selama kurang lebih sepekan? Kurang lebih ini lah yang jadi pertanyaan banyak orang.
Lantas apakah jumlah kasus di Vietnam yang sangat rendah ini diakibatkan oleh kurangnya kit untuk deteksi dini COVID-19? Hal ini dibantah langsung oleh Deputi Menteri Kesehatan Vietnam Nguyenh Thanh Long. Vietnam dikabarkan telah membeli kit deteksi COVID-19 dari Korea Selatan sebanyak 200 ribu unit.
Apabila mengacu pada data Worldometers, sampai saat ini Vietnam telah melakukan tes kepada 206.253 orang. Bahkan Vietnam tak hanya membeli kit deteksi dari Korea Selatan saja, mereka juga dikabarkan dapat memproduksi sendiri kit tersebut.
Jika melihat angka tersebut dengan laporan Kementerian Kesehatan Vietnam angkanya mirip. Artinya untuk 1 juta penduduk Vietnam sebanyak 2.119 orang telah dicek. Jumlah ini bahkan lebih banyak dari negara-negara kawasan Asia lain.
Lantas bagaimana sebenarnya penanganan COVID-19 di Vietnam? Mari kita runut terlebih dahulu mulai dari awal mula kasus terjadi di Vietnam.
Vietnam melaporkan dua kasus pertamanya pada 23 Januari 2020, bertepatan dengan hari di mana sebagian besar kota di Provinsi Hubei termasuk Wuhan dikarantina. The ASEAN Post melaporkan, dua orang penderita COVID-19 tersebut adalah seorang ayah dan anak yang datang dari Wuhan ke Hanoi.
Sudah dalam sepekan terakhir Vietnam tak melaporkan satu kasus baru COVID-19. Walau akhirnya hari ini dilaporkan ada dua kasus baru, jumlah kumulatif kasus di Vietnam tergolong sangat rendah jika dibandingkan dengan negara kawasan Asia Tenggara lainnya.
Berdasarkan data kompilasi John Hopkins University CSSE, jumlah penderita COVID-19 di Vietnam per hari ini mencapai 270 orang saja. Namun yang lebih mengejutkan adalah korban jiwa akibat COVID-19 di negara tersebut berjumlah nol. Ya tidak ada yang meninggal akibat COVID-19 di Vietnam. Hebat bukan?
Namun banyak juga yang sanksi dengan informasi ini. Mengingat negara-negara maju seperti Italia yang punya 41 dokter per 10.000 populasinya saja benar-benar kewalahan menghadapi COVID-19.
Bagaimana bisa Vietnam yang hanya negara berkembang dengan jumlah dokter hanya 8 per 10.000 orang bisa melaporkan zero case of death dan tak ada kasus baru selama kurang lebih sepekan? Kurang lebih ini lah yang jadi pertanyaan banyak orang.
Lantas apakah jumlah kasus di Vietnam yang sangat rendah ini diakibatkan oleh kurangnya kit untuk deteksi dini COVID-19? Hal ini dibantah langsung oleh Deputi Menteri Kesehatan Vietnam Nguyenh Thanh Long. Vietnam dikabarkan telah membeli kit deteksi COVID-19 dari Korea Selatan sebanyak 200 ribu unit.
Apabila mengacu pada data Worldometers, sampai saat ini Vietnam telah melakukan tes kepada 206.253 orang. Bahkan Vietnam tak hanya membeli kit deteksi dari Korea Selatan saja, mereka juga dikabarkan dapat memproduksi sendiri kit tersebut.
Jika melihat angka tersebut dengan laporan Kementerian Kesehatan Vietnam angkanya mirip. Artinya untuk 1 juta penduduk Vietnam sebanyak 2.119 orang telah dicek. Jumlah ini bahkan lebih banyak dari negara-negara kawasan Asia lain.
Lantas bagaimana sebenarnya penanganan COVID-19 di Vietnam? Mari kita runut terlebih dahulu mulai dari awal mula kasus terjadi di Vietnam.
Vietnam melaporkan dua kasus pertamanya pada 23 Januari 2020, bertepatan dengan hari di mana sebagian besar kota di Provinsi Hubei termasuk Wuhan dikarantina. The ASEAN Post melaporkan, dua orang penderita COVID-19 tersebut adalah seorang ayah dan anak yang datang dari Wuhan ke Hanoi.
Pages
Most Popular