
Masuk Puasa, Harga Kebutuhan Pokok Ini Terbang
Ferry Sandi, CNBC Indonesia
23 April 2020 21:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Memasuki bulan Ramadhan, harga sejumlah bahan pokok nyatanya mengalami kenaikan yang tinggi. Padahal, pemerintah berjanji harga kebutuhan pokok bisa ditekan jauh sebelum jelang Ramadan.
Salah satu yang mengalami kenaikan harga adalah bawang merah. Kenaikan ini menyusul harga bawang putih dan bombay yang tak terkendali sejak sebulan lalu.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Suhanto mengakui ada lonjakan harga yang cukup parah.
"Bawang merah dibandingkan sebulan lalu ada kenaikan 13 persen," katanya dalam rapat dengar pendapat virtual Komisi VI DPR RI, Kamis (23/4).
Selain itu, komoditas lain pun diakuinya ada kenaikan harga. "Begitu juga gula pasir masih ada kenaikan dibanding bulan lalu, sekarang harganya Rp 18 ribuan begitu," katanya.
Padahal, harga eceran tertinggi gula hanya berada di Rp 12,5 ribu. Ia beralasan, tingginya harga gula dikarenakan kendala pasokan karena pergeseran musim giling dan belum masuknya importasi gula. Selain itu, peralihan gula rafinasi menjadi konsumsi juga terbatas.
Satu komoditas lain yang menjadi pantauan adalah bawang putih. Suhanto menilai harga komoditas ini akan menurun beberapa waktu ke depan. Apalagi, sudah ada proyeksi masuknya bawang putih impor dari China ke Indonesia.
"Bawang putih sekarang posisinya relatif turun dibanding sebulan sebelumnya. Kalau sebulan sebelumnya bawang putih berada di harga Rp 45 ribu atau Rp 47 ribu, saat ini rata-rata nasional bawang putih sudah berada di angka Rp 38 ribu," sebutnya.
(hoi/hoi) Next Article Dilema! Belum Disetop Saja Harga Bawang Putih China Meroket
Salah satu yang mengalami kenaikan harga adalah bawang merah. Kenaikan ini menyusul harga bawang putih dan bombay yang tak terkendali sejak sebulan lalu.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Suhanto mengakui ada lonjakan harga yang cukup parah.
Selain itu, komoditas lain pun diakuinya ada kenaikan harga. "Begitu juga gula pasir masih ada kenaikan dibanding bulan lalu, sekarang harganya Rp 18 ribuan begitu," katanya.
Padahal, harga eceran tertinggi gula hanya berada di Rp 12,5 ribu. Ia beralasan, tingginya harga gula dikarenakan kendala pasokan karena pergeseran musim giling dan belum masuknya importasi gula. Selain itu, peralihan gula rafinasi menjadi konsumsi juga terbatas.
Satu komoditas lain yang menjadi pantauan adalah bawang putih. Suhanto menilai harga komoditas ini akan menurun beberapa waktu ke depan. Apalagi, sudah ada proyeksi masuknya bawang putih impor dari China ke Indonesia.
"Bawang putih sekarang posisinya relatif turun dibanding sebulan sebelumnya. Kalau sebulan sebelumnya bawang putih berada di harga Rp 45 ribu atau Rp 47 ribu, saat ini rata-rata nasional bawang putih sudah berada di angka Rp 38 ribu," sebutnya.
(hoi/hoi) Next Article Dilema! Belum Disetop Saja Harga Bawang Putih China Meroket
Most Popular