
Saran Buat Pak Jokowi: BLT yang Josss Butuh Rp 39 T/Bulan
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 April 2020 09:23

Namun untuk kasus pandemi virus corona sekarang, pemerintah tidak perlu malu dengan BLT. Negara lain juga memberikan bantuan serupa, misalnya Spanyol yang sudah disebut sebelumnya. Bahkan AS pun memberikan BLT kepada rakyatnya senilai US$ 1.200.
BLT memang sudah seharusnya diberikan karena sekarang pilihan bagi para korban PHK relatif terbatas. Mau berdagang sulit, modal tidak ada dan kalaupun ada berisiko 'digaruk' aparat karena bisa menciptakan kerumunan sehingga melanggar PSBB. Berbeda dengan krisis keuangan 2008 bahkan krisis Asia 1998, pandemi virus corona membuat Usaha Mikro, Kecil, dan Mengah (UMKM) terpukul paling depan karena adanya social distancing.
Sekarang masalahnya tinggal seberapa besar nominal BLT dan siapa saja yang berhak menerimanya...
Untuk nominal, indikator yang layak menjadi pertimbangan adalah garis kemiskinan yang mencerminkan besaran konsumsi masyarakat miskin. Per September 2019, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat garis kemiskinan adalah Rp 440.538 per kapita per bulan.
Satu rumah tangga miskin rata-rata memiliki 4,58 anggota pada September 2019. Jadi pengeluaran rumah tangga miskin per bulan rata-rata adalah Rp 2,02 juta.
Jumlah ini yang layak dipertimbangkan untuk menjadi nominal BLT, jangan tanggung-tanggung. Nyuwun sewu, tetapi sepertinya kalau BLT hanya Rp 100.000 per bulan seperti 2008, ya tidak cukup...
Konsep BLT kali ini harus seperti di Spanyol atau AS, bisa menjadi pengganti gaji untuk sementara waktu agar para korban PHK akibat pandemi corona bisa bertahan hidup dengan layak dan manusiawi. Mereka mau tidak mau harus dibantu karena beralih menjadi wirausahawan UMKM berisiko terbentur aturan PSBB.
Selain itu, nilai BLT yang layak juga membuat kelompok masyarakat berpendapatan miskin tidak perlu repot memikirkan hari ini dan besok mau makan apa. Tidak perlu kelayapan di luar rumah untuk mencari nafkah sehingga penyebaran virus corona bisa lebih cepat dikendalikan. Plus meredam risiko gejolak keresahan sosial (social unrest).
Selanjutnya, berapa jumlah RTS yang layak menerima BLT?
Per September 2019, jumlah penduduk miskin di Indonesia adalah 24,79 juta orang. Dibagi 4,58 orang per keluarga berarti ada sekitar 5,41 juta rumah tangga.
Akan tetapi, BLT juga harus mencakup mereka yang hampir miskin gara-gara pandemi virus corona. Menurut kajian Bank Dunia, jumlah penduduk yang hampir miskin ini adalah 64,7 juta jiwa pada 2018.
Kala itu, satu rumah tangga miskin rata-rata beranggotakan 4,63 orang. Anggap rumah tangga hampir miskin pun demikian, sehingga jumlah rumah tangga hampir miskin adalah 13,97 juta.
Jadi, total RTS miskin dan hampir miskin yang layak menerima BLT kira-kira ada 19,38 juta. Dengan alokasi Rp 2,02 juta per bulan, maka pemerintah perlu menyiapkan anggaran Rp 39,1 triliun per bulan.
Katakanlah BLT diberikan pada Mei-Desember, berarti delapan bulan. Total kebutuhan dana untuk BLT sampai akhir tahun adalah Rp 312,8 triliun.
Angka itu bukan sembarangan, sudah memakan 77,21% dari total anggaran stimulus fiskal yang Rp 405,1 triliun itu. Andai pemerintah mau fokus memberikan BLT yang layak, maka perlu ada pergeseran anggaran.
Apakah anggaran untuk Kartu Pra-Kerja yang salah satunya memberikan pelatihan membuat kroket itu bisa dialihkan untuk BLT? Monggo dipertimbangkan...
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
BLT memang sudah seharusnya diberikan karena sekarang pilihan bagi para korban PHK relatif terbatas. Mau berdagang sulit, modal tidak ada dan kalaupun ada berisiko 'digaruk' aparat karena bisa menciptakan kerumunan sehingga melanggar PSBB. Berbeda dengan krisis keuangan 2008 bahkan krisis Asia 1998, pandemi virus corona membuat Usaha Mikro, Kecil, dan Mengah (UMKM) terpukul paling depan karena adanya social distancing.
Sekarang masalahnya tinggal seberapa besar nominal BLT dan siapa saja yang berhak menerimanya...
Satu rumah tangga miskin rata-rata memiliki 4,58 anggota pada September 2019. Jadi pengeluaran rumah tangga miskin per bulan rata-rata adalah Rp 2,02 juta.
Jumlah ini yang layak dipertimbangkan untuk menjadi nominal BLT, jangan tanggung-tanggung. Nyuwun sewu, tetapi sepertinya kalau BLT hanya Rp 100.000 per bulan seperti 2008, ya tidak cukup...
Konsep BLT kali ini harus seperti di Spanyol atau AS, bisa menjadi pengganti gaji untuk sementara waktu agar para korban PHK akibat pandemi corona bisa bertahan hidup dengan layak dan manusiawi. Mereka mau tidak mau harus dibantu karena beralih menjadi wirausahawan UMKM berisiko terbentur aturan PSBB.
Selain itu, nilai BLT yang layak juga membuat kelompok masyarakat berpendapatan miskin tidak perlu repot memikirkan hari ini dan besok mau makan apa. Tidak perlu kelayapan di luar rumah untuk mencari nafkah sehingga penyebaran virus corona bisa lebih cepat dikendalikan. Plus meredam risiko gejolak keresahan sosial (social unrest).
Selanjutnya, berapa jumlah RTS yang layak menerima BLT?
Per September 2019, jumlah penduduk miskin di Indonesia adalah 24,79 juta orang. Dibagi 4,58 orang per keluarga berarti ada sekitar 5,41 juta rumah tangga.
Akan tetapi, BLT juga harus mencakup mereka yang hampir miskin gara-gara pandemi virus corona. Menurut kajian Bank Dunia, jumlah penduduk yang hampir miskin ini adalah 64,7 juta jiwa pada 2018.
Kala itu, satu rumah tangga miskin rata-rata beranggotakan 4,63 orang. Anggap rumah tangga hampir miskin pun demikian, sehingga jumlah rumah tangga hampir miskin adalah 13,97 juta.
Jadi, total RTS miskin dan hampir miskin yang layak menerima BLT kira-kira ada 19,38 juta. Dengan alokasi Rp 2,02 juta per bulan, maka pemerintah perlu menyiapkan anggaran Rp 39,1 triliun per bulan.
Katakanlah BLT diberikan pada Mei-Desember, berarti delapan bulan. Total kebutuhan dana untuk BLT sampai akhir tahun adalah Rp 312,8 triliun.
Angka itu bukan sembarangan, sudah memakan 77,21% dari total anggaran stimulus fiskal yang Rp 405,1 triliun itu. Andai pemerintah mau fokus memberikan BLT yang layak, maka perlu ada pergeseran anggaran.
Apakah anggaran untuk Kartu Pra-Kerja yang salah satunya memberikan pelatihan membuat kroket itu bisa dialihkan untuk BLT? Monggo dipertimbangkan...
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Most Popular