
Saran Buat Pak Jokowi: BLT yang Josss Butuh Rp 39 T/Bulan
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 April 2020 09:23

Untuk membantu masyarakat yang sudah sangat terjepit, pemerintah berencana kembali menghidupkan program Bantuan Langsung Tunai (BLT). Rencananya, BLT akan mulai disalurkan pekan ini.
Belum jelas berapa nominal yang akan diterima oleh masyarakat. Belum jelas pula berapa jumlah Rumah Tangga Sasaran (RTS) yang akan mendapatkan BLT.
BLT populer saat krisis keuangan global 2008. Krisis yang membuat investor hilang kepercayaan kepada aset-aset keuangan dan memburu komoditas seperti minyak. Akibatnya, harga si emas hitam melonjak sampai di atas US$ 100/barel.
Kala itu, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih memberikan subsidi yang besar untuk Bahan Bakar Minyak (BBM). Untuk menjaga agar anggaran subsidi tidak membengkak dan membuat APBN berdarah-darah, pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terpaksa menaikkan harga BBM.
Gara-gara harga BBM naik, harga semua kebutuhan pokok ikut terdongrak. Pada 2008, inflasi domestik mencapai 11,06%.
Agar daya beli masyarakat terjaga, pemerintah memberikan BLT sebesar Rp 100.000 per bulan per RTS selama tujuh bulan. BLT diberikan kepada rumah tangga miskin dan hampir miskin yang berjumlah hampir 19 juta.
BLT mendapatkan kritik tajam. Ada yang bilang BLT tidak mendidik dan merendahkan harga diri karena seolah-olah membuat rakyat menjadi pengemis. Ada juga yang bilang dana BLT berasal dari utang sehingga menjadi beban buat anak-cucu kita pada masa mendatang.
(aji/aji)
Belum jelas berapa nominal yang akan diterima oleh masyarakat. Belum jelas pula berapa jumlah Rumah Tangga Sasaran (RTS) yang akan mendapatkan BLT.
BLT populer saat krisis keuangan global 2008. Krisis yang membuat investor hilang kepercayaan kepada aset-aset keuangan dan memburu komoditas seperti minyak. Akibatnya, harga si emas hitam melonjak sampai di atas US$ 100/barel.
Kala itu, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih memberikan subsidi yang besar untuk Bahan Bakar Minyak (BBM). Untuk menjaga agar anggaran subsidi tidak membengkak dan membuat APBN berdarah-darah, pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terpaksa menaikkan harga BBM.
Gara-gara harga BBM naik, harga semua kebutuhan pokok ikut terdongrak. Pada 2008, inflasi domestik mencapai 11,06%.
Agar daya beli masyarakat terjaga, pemerintah memberikan BLT sebesar Rp 100.000 per bulan per RTS selama tujuh bulan. BLT diberikan kepada rumah tangga miskin dan hampir miskin yang berjumlah hampir 19 juta.
BLT mendapatkan kritik tajam. Ada yang bilang BLT tidak mendidik dan merendahkan harga diri karena seolah-olah membuat rakyat menjadi pengemis. Ada juga yang bilang dana BLT berasal dari utang sehingga menjadi beban buat anak-cucu kita pada masa mendatang.
(aji/aji)
Next Page
Berapa Nilai BLT yang Layak?
Pages
Most Popular