Ledakan PHK yang Terus Terjadi Gegara COVID-19, Salah Siapa?
15 April 2020 08:03

Jakarta, CNBC Indonesia - Pekerja baik dari sektor formal maupun informal yang terkena dampak COVID-19 terus bertambah, bahkan melonjak. Hingga 13 April 2020, jumlah yang di-PHK dan dirumahkan sudah mencapai 2,8 juta orang.
Dalam sepekan ada lonjakan sampai dua kali lipat dibandingkan 7 April. Di mana pemerintah sempat mengeluarkan data ada 1,2 juta pekerja PHK dan dirumahkan.
"Hingga Senin kemarin, sudah 2,8 juta yang dirumahkan dan PHK, ini akan selalu bertambah," kata Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) Bambang Satrio Lelono kepada CNBC Indonesia, Selasa (14/4/2020).
Ia mengatakan data ini akan terus bertambah setiap hari. Karena pandemi COVID-19 memang belum berhenti.
Selain itu, ia memperkirakan jumlah di lapangan bisa lebih besar lagi. Karena data tersebut yang dihimpun oleh Kemenaker dan BP Jamsostek bisa berbeda dengan kementerian lain.
Berdasarkan catatannya ada 212.394 pekerja dari sektor formal terkena PHK, yang dirumahkan sebanyak 1.205.191 orang. Sedangkan dari sektor informal, Kemenaker mencatat ada 282 ribu orang tak memiliki penghasilan.
BPJamsostek, juga mencatat pekerja yang dirumahkan dan terkena PHK di sektor formal mencapai 454 ribu orang. Lalu, 537 ribu orang sektor informal.
Tingginya angka dampak dari virus corona tentu sangat mengkhawatirkan. Dari kalangan pengusaha mengklaim sudah melakukan upaya maksimal untuk mempertahankannya.
Namun tanpa cashflow lancar, sementara biaya operasional tetap harus dibayar, tentu hal tersebut sulit dilakukan.
"Ini akan jadi salah satu yang perlu ditindaklanjuti dari dunia usaha, untuk bisa lakukan langkah-langkah strategis, misalnya proses penghentian operasional mereka," kata Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Danang Girindrawardana kepada CNBC Indonesia.
Hampir 90% sektor tertutup. Kemudian terdampak operasional mereka. Kecuali program-program industri yang masuk prioritas nasional, itu kan boleh (berjalan)."
(sef/sef)
Dalam sepekan ada lonjakan sampai dua kali lipat dibandingkan 7 April. Di mana pemerintah sempat mengeluarkan data ada 1,2 juta pekerja PHK dan dirumahkan.
"Hingga Senin kemarin, sudah 2,8 juta yang dirumahkan dan PHK, ini akan selalu bertambah," kata Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) Bambang Satrio Lelono kepada CNBC Indonesia, Selasa (14/4/2020).
Ia mengatakan data ini akan terus bertambah setiap hari. Karena pandemi COVID-19 memang belum berhenti.
Selain itu, ia memperkirakan jumlah di lapangan bisa lebih besar lagi. Karena data tersebut yang dihimpun oleh Kemenaker dan BP Jamsostek bisa berbeda dengan kementerian lain.
Berdasarkan catatannya ada 212.394 pekerja dari sektor formal terkena PHK, yang dirumahkan sebanyak 1.205.191 orang. Sedangkan dari sektor informal, Kemenaker mencatat ada 282 ribu orang tak memiliki penghasilan.
BPJamsostek, juga mencatat pekerja yang dirumahkan dan terkena PHK di sektor formal mencapai 454 ribu orang. Lalu, 537 ribu orang sektor informal.
Tingginya angka dampak dari virus corona tentu sangat mengkhawatirkan. Dari kalangan pengusaha mengklaim sudah melakukan upaya maksimal untuk mempertahankannya.
Namun tanpa cashflow lancar, sementara biaya operasional tetap harus dibayar, tentu hal tersebut sulit dilakukan.
"Ini akan jadi salah satu yang perlu ditindaklanjuti dari dunia usaha, untuk bisa lakukan langkah-langkah strategis, misalnya proses penghentian operasional mereka," kata Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Danang Girindrawardana kepada CNBC Indonesia.
Hampir 90% sektor tertutup. Kemudian terdampak operasional mereka. Kecuali program-program industri yang masuk prioritas nasional, itu kan boleh (berjalan)."
Artikel Selanjutnya
Akibat Corona 1,5 Juta Warga Terkena PHK
(sef/sef)