Internasional

Mr Trump, Kasus Kematian COVID-19 di AS Tertinggi di Dunia

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
13 April 2020 14:03
AS menjadi negara dengan kasus kematian tertinggi.
Foto: Reuters
Jakarta, CNBC IndonesiaAmerika Serikat (AS) mencatat kenaikan signifikan pada kasus kematian akibat corona (COVID-19). Bahkan berdasarkan data Worldometer pukul 13.00 WIB, angka pasien meninggal mencapai 22.115.

Jumlah ini melebihi Italia, di mana ada 19.889 kasus. Ini menjadikan negeri Paman Sam sebagai negara dengan kasus kematian tertinggi di dunia.

Kasus kematian terbanyak di AS, berada di New York. Di mana negara bagian ini mencatat 560 ribu kasus dengan 9.385 kematian.

Lalu disusul New Jersey dengan 61 ribu kasus dengan 2.350 kematian dan Michigan, yang meski memiliki kasus lebih rendah dibanding Massachussetts yakni 24 ribu kasus, angka kematian tercatat 1.487.


Kasus kematian terbanyak di AS, berada di New York. Di mana negara bagian ini mencatat 560 ribu kasus dengan 9.385 kematian.

Lalu disusul New Jersey dengan 61 ribu kasus dengan 2.350 kematian dan Michigan, yang meski memiliki kasus lebih rendah dibanding Massachussetts yakni 24 ribu kasus, angka kematian tercatat 1.487.

Menurut Ahli imunologi top AS, Anthony Stephen Fauci sebenarnya beberapa nyawa dapat diselamatkan jika mitigasi dilakukan lebih cepat oleh pemerintah. Dirinya dan tim telah meminta Presiden AS Donald Trump melakukan jarak sosial sejak Februari.

"Jelas secara logis ... jika kamu memulai mitigasi lebih awal, kiya akan bisa menyelamtkan banyak nyawa," kata Fauci yang juga Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS serta Penasihat Kesehatan Gedung Putih itu, dikutip dari CNN International.

"Jika kita punya hak itu dari awal, dengan menutup segalanya, ini akan berbeda sedikit. Tapi ada banyak tekanan saat itu."

Meski demikian, ia optimis wabah corona akan melambat dalam waktu dekat di AS. Menurutnya beberapa metrik yang digunakan untuk mengukur krisis "mulai turun" di beberapa negara bagian.

Ia pun mengungkapkan optimisme, perekonomian bisa dibuka lagi, setidaknya di Mei 2020 ini. "Mudah-mudahan, kita akan melihat penurunan yang sangat tajam," katanya dikutip dari CNBC Internasional.

Sebelumnya Presiden Donald Trump tidak menginginkan adanya lockdown di AS. Namun, kini Gedung Putih memperluas "pedoman berinteraksi sosial" alias shutdown hingga akhir April mendatang.

Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS melakukan tindakan pengekangan ekstrim negara, seperti memerintahkan penduduk untuk tinggal di rumah dan menutup sekolah. Dalam laporan The New York Times, bisnis yang tidak penting juga ditutup.

AS kini menjadi negara dengan jumlah kasus terinfeksi tertinggi secara global, dengan 560.433 kasus. Pasien sembuh ada 32.634 kasus.

Di dunia ada 1,8 juta kasus positif corona. Di mana 114 ribu meninggal dan 427 sembuh.

[Gambas:Video CNBC]







(sef/sef) Next Article Titah Trump: Warga Amerika Segera di Tes Antibodi Corona!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular