Internasional

Kerja Trump Dipertanyakan, Corona AS 47 Ribu Lebih Sehari

Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
01 July 2020 12:52
Aksi Anti-lockdown di AS, Demonstran Bawa Senapan. AP/Matthew Dae Smith
Foto: Aksi Anti-lockdown di AS, Demonstran Bawa Senapan. AP/Matthew Dae Smith

Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus COVID-19 baru di Amerika Serikat (AS) naik lebih dari 47.000 pada hari Selasa (30/6/2020). Ini merupakan lonjakan kasus harian terbesar sejak dimulainya pandemi ini.

Para pakar penyakit menular setempat memperingatkan bahwa angka tersebut bisa saja menjadi dua kali lipat. California, Texas dan Arizona telah muncul sebagai pusat episenter pandemi dengan rekor baru.


"Jelas kita tidak berada dalam kendali penuh saat ini. Saya sangat khawatir karena itu bisa menjadi sangat buruk," kata Dr Anthony Fauci, Kepala Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, kepada komite Senat AS dikutip Reuters.


Fauci mengatakan peningkatan harian dalam kasus-kasus baru dapat mencapai 100.000. Kecuali ada dorongan nasional yang besar untuk membendung virus.

"Kita tidak bisa hanya fokus pada daerah-daerah yang mengalami lonjakan. Ini menempatkan seluruh negara dalam bahaya," katanya.

Fauci mengatakan tidak ada jaminan vaksin, meskipun data awal telah menjanjikan. Dia pun berharap semoga akan ada dosis yang tersedia pada awal tahun depan.

Kasus Covid-19 meningkat lebih dari dua kali lipat pada bulan Juni. Lebih dari 126.000 orang Amerika meninggal karena Covid-19 dan jutaan orang kehilangan pekerjaan.

AS kini menjadi negara dengan kasus terbanyak yakni 2,7 juta. Kasus global sendiri sebesar 10 juta lebih pasien.

Kenyataan ini mmebuat, pesaing Presiden AS Donald Trump dalam Pemilu AS November nanti dari Partai Demokrat, Joe Biden, menilai kepemimpinan mantan pebisnis itu "salah urus".

"Donald Trump mengecewakan kami," ujarnya dalam kampanyenya.


Sementara itu, Trump kembali menyalahkan China sebagai biang keladi virus. Dalam serial Twitter-nya, ia menyebut dirinya "sangat-sangat" marah pada China atas apa yang terjadi sekarang ini.

Dalam akun @realDonaldTrump, ia mengatakan kesal atas penyebaran virus corona yang makin menjadi-jadi terutama di AS. Pernyataannya ini dikeluarkan mantan pengusaha itu ketika AS menjadi negara dengan kasus terbanyak Covid terbanyak di dunia hingga 2,7 juta dengan total 130 ribu kematian.

"Ketika saya menyaksikan pandemi menyebarkan wajahnya yang buruk ke seluruh dunia, termasuk kerusakan luar biasa yang terjadi pada AS, saya menjadi semakin marah pada China," tweet Trump, Selasa (30/6/2020).

Ia mengatakan orang-orang bisa melihatnya. Dan, kata dia, ia pun bisa merasakannya.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Duh, Donald Trump Diancam Diculik & Dibunuh

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular