
Internasional
Geger Nih! Rusia Tuding Trump Mau Caplok Planet Lain
Sefti Oktarianisa, CNBC Indonesia
08 April 2020 08:09

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan antariksa Rusia, Roscosmos, menuding Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berencana mengambil alih planet lain di luar bumi. Pasalnya, Trump baru menandatangani perintah eksekutif untuk melakukan penambangan komersial di luar angkasa.
Dikutip dari The New York Times, lembaga itu mengatakan langkah Trump bisa merusak lingkup kerja sama internasional di luar angkasa. Padahal, tulis media itu, kesepakatan baru dibuat Senin lalu.
"Upaya untuk mengambil alih ruang angkasa dan rencana agresif untuk benar-benar merebut wilayah planet lain (dilakukan AS dan ) hampir tidak mengatur negara-negara (untuk melakukan) kerja sama yang bermanfaat," kata pernyataan lembaga itu.
"Ruang angkasa adalah domain aktivitas manusia yang unik secara hukum dan fisik, dan Amerika Serikat tidak melihatnya sebagai milik bersama global."
Sementara itu, Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan hal ini tidak bisa diterima. Apalagi jika privatisasi ruang angkasa terjadi.
"Segala upaya untuk memprivatisasi ruang dalam satu bentuk atau lainnya - dan saya merasa sulit untuk mengatakan sekarang apakah ini dapat dilihat sebagai upaya untuk memprivatisasi ruang - akan tidak dapat diterima," katanya.
Meski demikian belum ada komentar dari AS soal tudingan ini. Namun dari Spacenews, Gedung Putih memang tengah meminta kenaikan anggaran yang signifikan untuk
Februari lalu, AS meminta anggaran tambahan hingga US$ 25,246 miliar untuk tahun fiskal 2021, yang dimulai 1 Oktober nanti. Ada peningkatan 12% dari anggaran fiskal sebelumnya US$ 22,629 miliar.
"Ini adalah anggaran abad ke-21 yang layak, untuk eksplorasi ruang angkasa abad ke-21, dan salah satu anggaran terkuat kami dalam sejarah NASA," kata Administrator NASA Jim Bridenstine dalam pidato "State of NASA" di Stennis Space Center.
(sef/sef) Next Article Trump Desak Turki Batalkan Pembelian Senjata dari Rusia
Dikutip dari The New York Times, lembaga itu mengatakan langkah Trump bisa merusak lingkup kerja sama internasional di luar angkasa. Padahal, tulis media itu, kesepakatan baru dibuat Senin lalu.
Sementara itu, Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan hal ini tidak bisa diterima. Apalagi jika privatisasi ruang angkasa terjadi.
"Segala upaya untuk memprivatisasi ruang dalam satu bentuk atau lainnya - dan saya merasa sulit untuk mengatakan sekarang apakah ini dapat dilihat sebagai upaya untuk memprivatisasi ruang - akan tidak dapat diterima," katanya.
Meski demikian belum ada komentar dari AS soal tudingan ini. Namun dari Spacenews, Gedung Putih memang tengah meminta kenaikan anggaran yang signifikan untuk
Februari lalu, AS meminta anggaran tambahan hingga US$ 25,246 miliar untuk tahun fiskal 2021, yang dimulai 1 Oktober nanti. Ada peningkatan 12% dari anggaran fiskal sebelumnya US$ 22,629 miliar.
"Ini adalah anggaran abad ke-21 yang layak, untuk eksplorasi ruang angkasa abad ke-21, dan salah satu anggaran terkuat kami dalam sejarah NASA," kata Administrator NASA Jim Bridenstine dalam pidato "State of NASA" di Stennis Space Center.
(sef/sef) Next Article Trump Desak Turki Batalkan Pembelian Senjata dari Rusia
Most Popular