RI Sudah Rasakan Pukulan Corona di Manufaktur dan Pariwisata

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
01 April 2020 15:06
Dampak Corona Memang Luar Biasa
Ilustrasi Wisata Pantai (CNBC Indonesia/Gustidha Budiartie)
Ya, virus corona memang sangat menggemparkan. Mengutip data satelit pemetaan ArcGis pada Rabu (1/4/2020) pukul 12:47 WIB, jumlah pasien corona di seluruh dunia adalah 860.181 orang di mana 42.354 di antaranya tutup usia.

Penyebaran virus corona yang begitu masif membuat sejumlah negara memberlakukan kebijakan ekstrem. Penutupan perbatasan dan pembatasan aktivitas publik menjadi hal yang banyak ditemui di berbagai negara, atas nama mempersempit ruang gerak penyebaran virus corona.

Bahkan beberapa di antaranya ada yang menerapkan karantina wilayah (lockdown) total, seperti di India. Masyarakat diharuskan untuk tinggal di rumah, karena virus bergerak seiring aktivitas manusia.

Namun aktivitas masyarakat yang terbatas karena harus bekerja, belajar, dan beribadah di rumah membuat laju perekonomian menjadi sangat pelan. Pabrik-pabrik banyak yang masih tutup, atau walau beroperasi tidak dalam kapasitas penuh.

Selain itu, industri manufaktur juga kesulitan bahan baku karena pasokan dari negara lain juga seret mengingat virus corona adalah pandemi global. Ini yang membuat PMI manufaktur Indonesia merosot ke titik terlemah sepanjang sejarah.

Dengan penerapan lockdown yang semakin masif di berbagai negara, Aw menyatakan bahwa kondisi bisa memburuk pada kuartal II-2020. "Pandemi global telah berdampak pada penurunan ekonomi Indonesia sejauh ini, meningkatnya kemungkinan upaya-upaya yang lebih ketat berarti penurunan bisa lebih buruk pada kuartal II," sebutnya.

Di sektor pariwisata, situasinya setali tiga uang. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang pada Februari adalah 49,22%. Masih naik tipis 0,05 poin persentase dibandingkan bulan sebelumnya, tetapi sudah turun 3,22 poin persentase dibandingkan tahun sebelumnya.

 


Kelesuan sektor pariwisata juga terlihat dari penurunan jumlah penumpang penerbangan internasional. Pada Februari, sebanyak 1,13 orang diangkut dengan penerbangan internasional, turun 33,04% dibandingkan Januari dan 19,24% dari Februari 2019.




"Sekali lagi, ini situasi Februari. Maret mungkin jauh lebih buruk," tegas Suhariyanto.

Pariwisata memang sektor yang mungkin paling awal merasakan dampak virus corona. Dengan virus mematikan yang bergentayangan, orang tidak bisa keluar rumah. Jangankan untuk pelesiran, bekerja di luar saja sulit kalau tidak sangat mendesak.

Oleh karena itu, mari berdoa dan berusaha bersama agar penyebaran virus corona cepat mereda. Kita semua bisa berkontribusi dengan menjaga jarak, menjaga kebersihan, dan menjaga kesehatan.



TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular