RI Sudah Rasakan Pukulan Corona di Manufaktur dan Pariwisata

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
01 April 2020 15:06
RI Sudah Rasakan Pukulan Corona di Manufaktur dan Pariwisata
Ilustrasi Demonstrasi Buruh (CNBC Indonesia/Andrean Kristanto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Hari ini kabar kurang sedap bertubi-tubi mendatangi perekonomian Indonesia. Sejumlah rilis data terbaru menunjukkan bagaimana penyebaran virus corona telah menggerogoti sendi perekonomian nasional, baik manufaktur maupun jasa.

Pagi tadi, IHS Markit melaporkan PMI Indonesia Maret 2020 adalah 45,3. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 51,9 sekaligus menjadi yang terendah sepanjang sejarah pencatatan PMI yang dimulai pada April 2011.





"Perusahaan manufaktur Indonesia melaporkan penurunan paling tajam dalam periode sembilan tahun survei pada Maret disebabkan upaya untuk mencegah penyebaran virus corona menghantam sektor ini dan menyebabkan penurunan tajam pada permintaan. Kondisi permintaan melemah tajam, dengan total permintaan baru turun pada catatan terendah selama survei, yang disebabkan oleh kondisi penjualan ekspor yang hampir runtuh. Lapangan kerja berkurang pada kisaran yang belum terjadi selama empat setengah tahun karena pabrik ditutup sementara atau mengurangi kapasitas produksi di tengah-tengah melemahnya penjualan," papar Bernard Aw, Kepala Ekonom IHS Markit, seperti dikutip dari keterangan tertulis.

Agak siang sedikit, kira-kira sebelum tengah hari, giliran Badan Pusat Statistik (BPS) yang memberi kabar kurang enak didengar. Pada Februari 2020, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) tercatat 885.067. Anjlok 30,42% dibandingkan bulan sebelumnya dan 28,85% dibandingkan periode yang sama pada 2019.



"Biasanya Februari terjadi kenaikan dibandingkan Januari, tetapi Februari ini turun. Pada Maret, penurunan mungkin akan jauh lebih dalam," kata Suhariyanto, Kepala BPS.



Ya, virus corona memang sangat menggemparkan. Mengutip data satelit pemetaan ArcGis pada Rabu (1/4/2020) pukul 12:47 WIB, jumlah pasien corona di seluruh dunia adalah 860.181 orang di mana 42.354 di antaranya tutup usia.

Penyebaran virus corona yang begitu masif membuat sejumlah negara memberlakukan kebijakan ekstrem. Penutupan perbatasan dan pembatasan aktivitas publik menjadi hal yang banyak ditemui di berbagai negara, atas nama mempersempit ruang gerak penyebaran virus corona.

Bahkan beberapa di antaranya ada yang menerapkan karantina wilayah (lockdown) total, seperti di India. Masyarakat diharuskan untuk tinggal di rumah, karena virus bergerak seiring aktivitas manusia.

Namun aktivitas masyarakat yang terbatas karena harus bekerja, belajar, dan beribadah di rumah membuat laju perekonomian menjadi sangat pelan. Pabrik-pabrik banyak yang masih tutup, atau walau beroperasi tidak dalam kapasitas penuh.

Selain itu, industri manufaktur juga kesulitan bahan baku karena pasokan dari negara lain juga seret mengingat virus corona adalah pandemi global. Ini yang membuat PMI manufaktur Indonesia merosot ke titik terlemah sepanjang sejarah.

Dengan penerapan lockdown yang semakin masif di berbagai negara, Aw menyatakan bahwa kondisi bisa memburuk pada kuartal II-2020. "Pandemi global telah berdampak pada penurunan ekonomi Indonesia sejauh ini, meningkatnya kemungkinan upaya-upaya yang lebih ketat berarti penurunan bisa lebih buruk pada kuartal II," sebutnya.

Di sektor pariwisata, situasinya setali tiga uang. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang pada Februari adalah 49,22%. Masih naik tipis 0,05 poin persentase dibandingkan bulan sebelumnya, tetapi sudah turun 3,22 poin persentase dibandingkan tahun sebelumnya.

 


Kelesuan sektor pariwisata juga terlihat dari penurunan jumlah penumpang penerbangan internasional. Pada Februari, sebanyak 1,13 orang diangkut dengan penerbangan internasional, turun 33,04% dibandingkan Januari dan 19,24% dari Februari 2019.




"Sekali lagi, ini situasi Februari. Maret mungkin jauh lebih buruk," tegas Suhariyanto.

Pariwisata memang sektor yang mungkin paling awal merasakan dampak virus corona. Dengan virus mematikan yang bergentayangan, orang tidak bisa keluar rumah. Jangankan untuk pelesiran, bekerja di luar saja sulit kalau tidak sangat mendesak.

Oleh karena itu, mari berdoa dan berusaha bersama agar penyebaran virus corona cepat mereda. Kita semua bisa berkontribusi dengan menjaga jarak, menjaga kebersihan, dan menjaga kesehatan.



TIM RISET CNBC INDONESIA



(aji/aji) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular