
Gara-gara Covid Pendapatan Negara Anjlok 10%, Defisit Bengkak
Cantika Adinda Putri & Lidya Julita S, CNBC Indonesia
01 April 2020 10:23

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pendapatan negara 2020 dipastikan akan turun 10%. Terutama dari penerimaan yang berasal dari sektor perpajakan.
"Apalagi harga minyak turun di bawah US$ 20 [per barel]. Harga minyak kita di atas US$ 60/barel [dalam postur asumsi makro APBN]," kata Sri Mulyani dalam video conference, Rabu (1/4/2020).
Hal itu akan berdampak pada penerimaan migas dan non migas. Pengurangan penerimaan juga berasal dari insentif relaksasi pajak 4 jenis pajak, terutama PPh.
Karena itu, Sri Mulyani mengatakan omnibus perpajakan akan dimajukan pada 2020 untuk pengurangan beban korporasi sehingga mereka tidak mengalami tekanan.
"Maka dari pendapatan negara akan turun 10%. Penerimaan perpajakan turun akibat kondisi ekonomi melemah, dukungan insentif pajak dan penurunan tarif PPh," jelas Sri Mulyani.
"Dan PNBP turun dampak jatuhnya harga komoditas," kata Sri Mulyani melanjutkan.
Dengan demikian, maka defisit APBN akan diperkirakan akan mencapai 5,07% terhadap PDB.
(dru/dru) Next Article Data PDB Kuartal II-2020 Versi Sri Mulyani: Bisa Minus 5,08%
"Apalagi harga minyak turun di bawah US$ 20 [per barel]. Harga minyak kita di atas US$ 60/barel [dalam postur asumsi makro APBN]," kata Sri Mulyani dalam video conference, Rabu (1/4/2020).
Hal itu akan berdampak pada penerimaan migas dan non migas. Pengurangan penerimaan juga berasal dari insentif relaksasi pajak 4 jenis pajak, terutama PPh.
"Maka dari pendapatan negara akan turun 10%. Penerimaan perpajakan turun akibat kondisi ekonomi melemah, dukungan insentif pajak dan penurunan tarif PPh," jelas Sri Mulyani.
"Dan PNBP turun dampak jatuhnya harga komoditas," kata Sri Mulyani melanjutkan.
Dengan demikian, maka defisit APBN akan diperkirakan akan mencapai 5,07% terhadap PDB.
(dru/dru) Next Article Data PDB Kuartal II-2020 Versi Sri Mulyani: Bisa Minus 5,08%
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular