
Keseimbangan Primer Defisit Rp 10 T di Juli 2020, APBN Tekor?

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan realisasi APBN pada Semester I-2020. Defisit APBN 2020 hingga periode tersebut telah mencapai 1,57% dari PDB.
Sri Mulyani mengatakan, defisit primary balance atau keseimbangan primer pun terjadi peningkatan yang luar biasa.
"Primary balance terjadi peningkatan yang luar biasa dibandingkan tahun sebelumnya. Di mana mencapai Rp 10 triliun," kata Sri Mulyani dalam paparan Laporan Semester I-2020 dan APBN Kita Juli 2020, Senin (20/7/2020).
Sri Mulyani menuturkan, defisit mencapai 1,57% PDB sejalan dengan turunnya pendapatan akibat perlambatan ekonomi.
"Sedangkan kinerja belanja tetap dapat tumbuh positif dalam rangka mendukung penanganan dampak Covid-19," katanya.
Adapun, Pendapatan Negara tahun 2020 mengalami revisi target sebagai dampak perlambatan ekonomi yang ikut mempengaruhi asumsi makro serta pemberian insentif dalam rangka penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi.
Keseimbangan primer merupakan selisih dari total pendapatan negara dikurangi belanja negara di luar pembayaran bunga utang. Jika total pendapatan negara lebih besar daripada belanja negara di luar pembayaran bunga utang maka keseimbangan primer akan positif, yang berarti masih tersedia dana yang cukup untuk membayar bunga utang.
Sebaliknya, jika total pendapatan negara lebih kecil daripada belanja negara di luar pembayaran bunga utang maka keseimbangan primer akan negatif, yang berarti sudah tidak tersedia dana untuk membayar bunga utang.Dengan kata lain, sebagian atau seluruh bunga utang dibayar dengan penambahan utang baru.
(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Data PDB Kuartal II-2020 Versi Sri Mulyani: Bisa Minus 5,08%