Waspada, Tingkat Kematian Akibat Corona di RI Nomor 9 Dunia!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
19 March 2020 06:16
Waspada, Tingkat Kematian Akibat Corona di RI Nomor 9 Dunia!
Foto: LRT Jakarta lakukan Upaya Pencegahan Virus Corona COVID-19. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Jumlah kasus virus corona di Indonesia semakin bertambah, demikian pula korban jiwa. Rasio kematian (mortality rate) akibat virus corona di Indonesia pun menjadi salah satu yang terbesar di dunia.

Berdasarkan data yang diolah dari situs satelit pemetaan ArcGis yang diakses pada Rabu (17/3/2020) pukul 17:33 WIB, rasio kematian akibat corona di Indonesia adalah 8,33%. Peluang untuk pulih masih sangat besar, lebih dari 90%.



Namun kalau melihat negara-negara lain, Indonesia adalah salah satu yang tertinggi. Saat ini virus corona sudah 'membobol' 153 negara di dunia, dan tingkat kematian (rasio jumlah pasien berbanding korban jiwa) di Tanah Air berada di posisi 10 besar, tepatnya di peringkat 10.



Tingkat kematian akibat virus corona di Sudan memang ekstrem yaitu 100%. Akan tetapi, rasio itu muncul karena hanya ada satu pasien di negara tersebut dan orang itu meninggal.

Perlu diperhatikan bahwa negara-negara dengan kasus corona yang tinggi seperti China, Italia, Iran, atau Korea Selatan memiliki rasio kematian yang lebih rendah ketimbang Indonesia.  Di China, negara dengan pasien corona terbanyak di planet bumi, rasio kematian adalah 3,99%. Sementara Italia sedikit di bawah Indonesia yaitu 7,94%.



Oleh karena itu, Indonesia perlu waspada. Apalagi sampai 17 Maret, rata-rata pertumbuhan kasus corona mencapai 41% per hari.





[Gambas:Video CNBC]



Kunci untuk menekan penyebaran virus corona adalah dengan memperlambat laju penularannya. Pemerintah, termasuk Presiden Joko Widodo (Jokowi), dan berbagai kalangan sudah mengampanyekan bekerja dari rumah (work from home) untuk meminimalkan kontak antar-manusia yang bisa menjadi sumber penularan lebih lanjut.  




Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 juga mendorong masyarakat menerapkan jarak sosial (social distancing). Caranya dengan menjaga jarak dengan mereka yang sedang sakit. Termasuk tidak menghadiri pertemuan dengan jumlah banyak seperti konser, festival, konferensi, ibadah, atau acara olahraga. Tujuannya agar virus tersebut tidak tertular ke orang yang sehat.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam kasus corona, masyarakat harus menjaga jaga minimal 2 meter dari orang lain ketika berinteraksi dan Jangan bersentuhan Bagi mereka yang merasa terinfeksi dan sudah terinfeksi harus mengisolasi diri secara mandiri.

Selain itu, cara untuk menekan angka kematian tentu dengan meningkatkan kualitas layanan kesehatan. Ini yang dilakukan di berbagai negara, misalnya China dan Korea Selatan.

Pemerintah China sampai membangun 15 rumah sakit temporer yang khusus menangani pasien corona di Kota Wuhan, yang disebut-sebut sebagai asal-muasal virus corona. Total sekitar 12.000 pasien dirawat di 15 rumah sakit tersebut.

Mulai beroperasi pada 5 Februari, pemerintah China memutuskan menutup seluruh rumah sakit temporer itu pada 10 Maret. Dengan penanganan intensif, terutama di Kota Wuhan, penambahan pasien baru sudah di bawah 100 orang sejak 8 Maret.



"Keberadaan rumah sakit temporer ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pelayanan dan menampung pasien semaksimal mungkin dengan sumber daya dan tempat yang minimal. Mulai 11 Februari, rumah sakit ini sudah memulangkan 28 pasien dan sejak saat itu setiap harinya ada pasien yang diperbolehkan pulang," kata Wang Chen, Presiden Akademi Ilmu Kedokteran China, seperti dikutip dari China Daily.




Sedangkan, kisah sukses menekan penyebaran virus corona di Korea Selatan disebabkan oleh kesiagaan pemerintah. Mengutip WorldoMeter, pemerintah Negeri Ginseng melakukan tes corona terhadap 210.144 warga per 9 Maret. Artinya, dari 1 juta orang ada 4.099 yang sudah dites. Ini adalah yang tertinggi kedua di dunia, hanya kalah dari Bahrain.



Dengan tes yang masif, Korea Selatan mampu melakukan penanganan dengan lebih baik. Sekaligus mendapat informasi akurat untuk kepentingan pelacakan (tracing) agar bisa memutus rantai penyebaran.

Berikut adalah gambaran bagaimana Korea Selatan berhasil melakukan 'urut kabel' untuk mengetahui rantai persebaran virus corona:

Reuters

Kini Korea Selatan sudah memetik buah dari kerja keras tersebut. Sejak 15 Maret, tambahan pasien corona di Korea Selatan sudah kurang dari 100 orang per hari.





Bagaimana dengan Indonesia? Ada angin segar karena pemerintah berjanji akan meningkatkan dukungan fiskal untuk peningkatan layanan kesehatan. Ini menjadi salah satu fokus di paket stimulus fiskal jilid III yang sedang dimatangkan.

"Untuk stimulus ketiga, fokus pertama adalah kesehatan. Kita akan lihat segala kebutuhan, kita akan flush di situ, jumlahnya masih belum. Sekarang BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sedang menghitung, Kemenkes (Kementerian Kesehatan) juga menghitung," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam video conference realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 edisi Maret 2020.

Pemerintah, lanjut Sri Mulyani, akan melihat berbagai kebutuhan seperti kapasitas fasilitas kesehatan dan tenaga medis, kebutuhan alat, dan sebagainya. "Termasuk upgrading rumah sakit kalau waktunya memadai. Belanja modal kita shift ke sana," ungkapnya.




Namun kembali lagi, ini semua masih berupa rencana. Sebaiknya pemerintah segera merealisasikan stimulus ini karena Indonesia sudah berkejaran dengan waktu.

Jangan ada mentalitas 'lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali', seharusnya adalah 'lebih cepat lebih baik'. Sebab kalau melihat tingkat kematian dan pertumbuhan jumlah kasus, semestinya Indonesia sudah perlu menyalakan alarm tanda bahaya. Dua angka ini harus segera ditekan, dengan peningkatan layanan kesehatan.

Belajar dari China dan Korea Selatan, stimulus semacam ini sukses menekan angka kasus baru. Ini adalah contoh best practice yang perlu diduplikasi di Indonesia. Namun ya itu tadi, harus segera dilaksanakan.




TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular