
Waspada, Tingkat Kematian Akibat Corona di RI Nomor 9 Dunia!
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
19 March 2020 06:16

Kunci untuk menekan penyebaran virus corona adalah dengan memperlambat laju penularannya. Pemerintah, termasuk Presiden Joko Widodo (Jokowi), dan berbagai kalangan sudah mengampanyekan bekerja dari rumah (work from home) untuk meminimalkan kontak antar-manusia yang bisa menjadi sumber penularan lebih lanjut.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 juga mendorong masyarakat menerapkan jarak sosial (social distancing). Caranya dengan menjaga jarak dengan mereka yang sedang sakit. Termasuk tidak menghadiri pertemuan dengan jumlah banyak seperti konser, festival, konferensi, ibadah, atau acara olahraga. Tujuannya agar virus tersebut tidak tertular ke orang yang sehat.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam kasus corona, masyarakat harus menjaga jaga minimal 2 meter dari orang lain ketika berinteraksi dan Jangan bersentuhan Bagi mereka yang merasa terinfeksi dan sudah terinfeksi harus mengisolasi diri secara mandiri.
Selain itu, cara untuk menekan angka kematian tentu dengan meningkatkan kualitas layanan kesehatan. Ini yang dilakukan di berbagai negara, misalnya China dan Korea Selatan.
Pemerintah China sampai membangun 15 rumah sakit temporer yang khusus menangani pasien corona di Kota Wuhan, yang disebut-sebut sebagai asal-muasal virus corona. Total sekitar 12.000 pasien dirawat di 15 rumah sakit tersebut.
Mulai beroperasi pada 5 Februari, pemerintah China memutuskan menutup seluruh rumah sakit temporer itu pada 10 Maret. Dengan penanganan intensif, terutama di Kota Wuhan, penambahan pasien baru sudah di bawah 100 orang sejak 8 Maret.
"Keberadaan rumah sakit temporer ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pelayanan dan menampung pasien semaksimal mungkin dengan sumber daya dan tempat yang minimal. Mulai 11 Februari, rumah sakit ini sudah memulangkan 28 pasien dan sejak saat itu setiap harinya ada pasien yang diperbolehkan pulang," kata Wang Chen, Presiden Akademi Ilmu Kedokteran China, seperti dikutip dari China Daily.
Sedangkan, kisah sukses menekan penyebaran virus corona di Korea Selatan disebabkan oleh kesiagaan pemerintah. Mengutip WorldoMeter, pemerintah Negeri Ginseng melakukan tes corona terhadap 210.144 warga per 9 Maret. Artinya, dari 1 juta orang ada 4.099 yang sudah dites. Ini adalah yang tertinggi kedua di dunia, hanya kalah dari Bahrain.
Dengan tes yang masif, Korea Selatan mampu melakukan penanganan dengan lebih baik. Sekaligus mendapat informasi akurat untuk kepentingan pelacakan (tracing) agar bisa memutus rantai penyebaran.
Berikut adalah gambaran bagaimana Korea Selatan berhasil melakukan 'urut kabel' untuk mengetahui rantai persebaran virus corona:
Kini Korea Selatan sudah memetik buah dari kerja keras tersebut. Sejak 15 Maret, tambahan pasien corona di Korea Selatan sudah kurang dari 100 orang per hari.
(aji)
Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 juga mendorong masyarakat menerapkan jarak sosial (social distancing). Caranya dengan menjaga jarak dengan mereka yang sedang sakit. Termasuk tidak menghadiri pertemuan dengan jumlah banyak seperti konser, festival, konferensi, ibadah, atau acara olahraga. Tujuannya agar virus tersebut tidak tertular ke orang yang sehat.
Selain itu, cara untuk menekan angka kematian tentu dengan meningkatkan kualitas layanan kesehatan. Ini yang dilakukan di berbagai negara, misalnya China dan Korea Selatan.
Pemerintah China sampai membangun 15 rumah sakit temporer yang khusus menangani pasien corona di Kota Wuhan, yang disebut-sebut sebagai asal-muasal virus corona. Total sekitar 12.000 pasien dirawat di 15 rumah sakit tersebut.
Mulai beroperasi pada 5 Februari, pemerintah China memutuskan menutup seluruh rumah sakit temporer itu pada 10 Maret. Dengan penanganan intensif, terutama di Kota Wuhan, penambahan pasien baru sudah di bawah 100 orang sejak 8 Maret.
"Keberadaan rumah sakit temporer ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pelayanan dan menampung pasien semaksimal mungkin dengan sumber daya dan tempat yang minimal. Mulai 11 Februari, rumah sakit ini sudah memulangkan 28 pasien dan sejak saat itu setiap harinya ada pasien yang diperbolehkan pulang," kata Wang Chen, Presiden Akademi Ilmu Kedokteran China, seperti dikutip dari China Daily.
Sedangkan, kisah sukses menekan penyebaran virus corona di Korea Selatan disebabkan oleh kesiagaan pemerintah. Mengutip WorldoMeter, pemerintah Negeri Ginseng melakukan tes corona terhadap 210.144 warga per 9 Maret. Artinya, dari 1 juta orang ada 4.099 yang sudah dites. Ini adalah yang tertinggi kedua di dunia, hanya kalah dari Bahrain.
Dengan tes yang masif, Korea Selatan mampu melakukan penanganan dengan lebih baik. Sekaligus mendapat informasi akurat untuk kepentingan pelacakan (tracing) agar bisa memutus rantai penyebaran.
Berikut adalah gambaran bagaimana Korea Selatan berhasil melakukan 'urut kabel' untuk mengetahui rantai persebaran virus corona:
![]() |
Kini Korea Selatan sudah memetik buah dari kerja keras tersebut. Sejak 15 Maret, tambahan pasien corona di Korea Selatan sudah kurang dari 100 orang per hari.
(aji)
Pages
Most Popular