Mohon Maaf, Sementara Tak Ada Ramalan PDB dari Pemerintah

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
13 March 2020 16:52
Sri Mulyani mengatakan pemerintah tidak akan membuat proyeksi pertumbuhan ekonomi di tengah gejolaknya ekonomi saat ini.
Foto: Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani (CNBC Indonesia/ Chandra Gian Asmara)
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pemerintah tidak akan membuat proyeksi pertumbuhan ekonomi di tengah gejolaknya ekonomi saat ini.

"Jadi saya tidak akan sampaikan estimasi [pertumbuhan ekonomi] kita. Untuk kuartal I for sure Januari-Februari itu impor mengalami penurunan. Ekspor juga demikian. Secara value dan volume, akan kita lihat terutama ekspor kita ke RRT, yang pasti terkena signifikan di kuartal pertama," kata Sri Mulyani saat melakukan konferensi pers, Jumat (13/3/2020).

Sri Mulyani memandang, pertumbuhan ekonomi harus dilihat sesuai perkembangan yang terjadi. Sehingga yang bisa dilakukan adalah dengan mengembangkan segala skenario pertumbuhan ekonomi yang bisa saja terjadi.

"Kita coba menahan diri dulu untuk buat proyeksi growth. Tapi saya tahu banyak institusi-institusi lembaga investasi mengeluarkan skenario. Dalam satu minggu, kemudian bulan [bisa saja] direvisi lagi," kata Sri Mulyani melanjutkan.

Setidaknya, ada 3 bentuk pertumbuhan ekonomi yang akan terus dipelajari oleh pemerintah, apakah itu dengan laju pertumbuhan ekonomi berbentuk V, U, atau L. Kendati demikian, tidak menutup kemungkinan skenario baru juga akan disiapkan.

"Kita sekarang ini dalam proses melihat semua posibilitas dan kemungkinan, tidak ada yang ditutup. Dari sisi revenue mulai dari pajak, bea dan cukai, PNBP dan dari sisi belanja," jelas Sri Mulyani.

"Kita akan lakukan semua skenario di dalam rangka untuk mengantisipasi, dan juga dari sisi pembiayaan. Kalau defisit harus meningkat, dan bagaimana me-screen pembiayaan satu tahun ke depan secara baik dan reasonable. Skenario ini akan kita terus kembangkan, tuturnya.

Hal itu dilandasi, karena Sri Mulyani mengantisipasi skenario pertumbuhan ekonomi China yang semakin terpuruk atau melewati batas skenario pemerintah saat ini. Di mana 1% penurunan ekonomi China akan berdampak pada 0,3%-0,6% penurunan ekonomi Indonesia.

Sementara dalam penilaian pemerintah, China saat ini pada dua kuartal berturut-turut terkena resesi dan akan di-cover di kuartal III-IV.

"Kita mengantisipasi kemungkinan skenario mild kemarin sudah lewat. Mild seperti yang udah disampaikan bulan kemarin, bahwa RRT pertumbuhannya akan tumbuh 1%, lebih rendah dari based line-nya," jelas Sri Sri Mulyani.

"Rebound seperti apa, seberapa strong, kita juga akan melihat secara keseluruhannya," tegas Sri Mulyani.


[Gambas:Video CNBC]




(dru) Next Article Bangga! Sri Mulyani Bawa Pulang Penghargaan Internasional

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular