
RI Umumkan Stimulus Fiskal, IHSG Tetap Ambles 5% di Sesi I
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
13 March 2020 12:29

Jakarta, CNBCÂ Indonesia -Â Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ambles di perdagangan sesi I Jumat (13/3/2020), bahkan sempat dihentikan sementara (trading halt) saat perdagangan baru berjalan 15 menit.
Berdasarkan data Refinitiv, IHSG sebenarnya membuka perdagangan dengan stagnan di 4.895,748, tetapi aksi jual yang masif membuat IHSG terus merosot hingga 5,01% dan membuat sistem Jakarta Automated Trading System (JATS) secara otomatis menghentikan perdagangan.
BEI dalam rilisnya menyampaikan telah terjadi pembekuan sementara perdagangan (trading halt) pada sistem perdagangan di Bursa Efek Indonesia pada pukul 09:15:33 waktu JATS yang dipicu penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai 5,01% ke 4.560,58.
"Hal ini dilakukan sesuai dengan Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor: Kep-00024/BEI/03-2020 tanggal 10 Maret 2020 perihal Perubahan Panduan Penanganan Kelangsungan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia dalam Kondisi Darurat. Perdagangan akan dilanjutkan pukul 09:45:33 waktu JATS tanpa ada perubahan jadwal perdagangan," kata Sektretaris Perusahaan BEI Yulianto Aji Sadono.
Setelah perdagangan kembali dibuka, performa IHSG masih belum membaik, hingga mengakiri perdagangan sesi I di 5.650,74, ambles 5%. Berdasarkan data RTI, nilai transaksi sepanjang sesi I sebesar 3,24%, dengan investor asing melakukan aksi beli berasih Rp 9,34 miliar.
Aksi jual hari ini menjadi lanjutan Kamis kemarin, dimana perdagangan IHSG dihentikan lebih awal setelah anjlok 5,01%, tepatnya pada pukul 15:33 WIB.
Pemicu utamanya masih wabah virus corona atau COVID-19 yang sudah resmi dinyatakan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO). Aksi jual tidak hanya terjadi di dalam negeri, tetapi secara global.
Pelemahan 5,01% IHSG Kamis kemarin masih jauh di bawah bursa Eropa dan AS (Wall Street). Dari Eropa, indeks FTSE 100 Inggris jeblok nyaris 11%, DAX 30 Jerman lebih dari 12%, dan FTSE MIB Italia yang paling parah, lebih dari 16% kemarin. Sementara itu Wall Street ambles nyaris 10% pada perdagangan.
Aksi jual tersebut berlanjut di pasar Asia hari ini, indeks Nikkei Jepang merosot nyaris 10% pagi tadi, sebelum terpangkas menjadi 5% siang ini. Kospi Korea Selatan dan Hang Seng Hong Kong yang anjok lebih dari 7%, juga membaik menjadi kurang dari 6%. Sementara indeks Shanghai Composite China masih melemah lebih dari 3%.
Demi meredam dampak pandemi COVID-19, pemerintah Indonesia pagi tadi yang mengumumkan stimukus fiskal yang terdiri dari:
"Itu Rp 125 triliun sendiri (tambahan defisit). Belanja tidak direm tapi penerimaan turun. Kita akan lihat APBN memberikan dampak suportif kepada ekonomi hampir 0,8% PDB," kata Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan, dalam konferensi pers di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3/2020).
Sayangnya stimulus tersebut belum mampu menggangkat kinerja IHSG di perdagangan sesi I hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Cuan Jumbo! IHSG Melesat Lebih dari 15% dalam 2 Hari
Berdasarkan data Refinitiv, IHSG sebenarnya membuka perdagangan dengan stagnan di 4.895,748, tetapi aksi jual yang masif membuat IHSG terus merosot hingga 5,01% dan membuat sistem Jakarta Automated Trading System (JATS) secara otomatis menghentikan perdagangan.
BEI dalam rilisnya menyampaikan telah terjadi pembekuan sementara perdagangan (trading halt) pada sistem perdagangan di Bursa Efek Indonesia pada pukul 09:15:33 waktu JATS yang dipicu penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai 5,01% ke 4.560,58.
Setelah perdagangan kembali dibuka, performa IHSG masih belum membaik, hingga mengakiri perdagangan sesi I di 5.650,74, ambles 5%. Berdasarkan data RTI, nilai transaksi sepanjang sesi I sebesar 3,24%, dengan investor asing melakukan aksi beli berasih Rp 9,34 miliar.
Aksi jual hari ini menjadi lanjutan Kamis kemarin, dimana perdagangan IHSG dihentikan lebih awal setelah anjlok 5,01%, tepatnya pada pukul 15:33 WIB.
Pemicu utamanya masih wabah virus corona atau COVID-19 yang sudah resmi dinyatakan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO). Aksi jual tidak hanya terjadi di dalam negeri, tetapi secara global.
Pelemahan 5,01% IHSG Kamis kemarin masih jauh di bawah bursa Eropa dan AS (Wall Street). Dari Eropa, indeks FTSE 100 Inggris jeblok nyaris 11%, DAX 30 Jerman lebih dari 12%, dan FTSE MIB Italia yang paling parah, lebih dari 16% kemarin. Sementara itu Wall Street ambles nyaris 10% pada perdagangan.
Aksi jual tersebut berlanjut di pasar Asia hari ini, indeks Nikkei Jepang merosot nyaris 10% pagi tadi, sebelum terpangkas menjadi 5% siang ini. Kospi Korea Selatan dan Hang Seng Hong Kong yang anjok lebih dari 7%, juga membaik menjadi kurang dari 6%. Sementara indeks Shanghai Composite China masih melemah lebih dari 3%.
Demi meredam dampak pandemi COVID-19, pemerintah Indonesia pagi tadi yang mengumumkan stimukus fiskal yang terdiri dari:
- Relaksasi Pajak Penghasilan (PPh) 21 melalui skema Ditanggung Pemerintah (DTP) kepada seluruh sektor industri pengolahan. Diberlakukan selama enam bulan untuk karyawan dengan gaji di bawah Rp 200 juta/bulan.
- Relaksasi PPh 22 impor untuk 19 sektor di industri pengolahan dan Kemudahan Impor untuk Tujuan Ekspor (KITE). Berlaku selama enam bulan.
- Relaksasi PPh 25 dengan bentuk pengurangan pajak korporasi sebesar 30% untuk industri pengolahan. Berlaku selama enam bulan.
- Relaksasi restitusi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) berupa bebas audit dan tanpa plafon untuk 19 industri tertentu selama enam bulan.
"Itu Rp 125 triliun sendiri (tambahan defisit). Belanja tidak direm tapi penerimaan turun. Kita akan lihat APBN memberikan dampak suportif kepada ekonomi hampir 0,8% PDB," kata Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan, dalam konferensi pers di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3/2020).
Sayangnya stimulus tersebut belum mampu menggangkat kinerja IHSG di perdagangan sesi I hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Cuan Jumbo! IHSG Melesat Lebih dari 15% dalam 2 Hari
Most Popular