
AS Maju-Mundur Cantik Kayak Syahrini, Ini Update Ramalan IHSG

Jakarta, CNBCÂ Indonesia -Â Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,17% ke 5.112,118 sepanjang pekan lalu, isu stimulus fiskal di Amerika Serikat (AS) menjadi perhatian utama pelaku pasar. Maklum saja, nilainya yang mencapai triliunan dolar AS tentunya membuat perekonomian banjir likuiditas, memacu perekonomian, serta membuat sentimen pelaku pasar membaik.
Sayangnya, hingga perdagangan terakhir pekan ini, Jumat (23/10/2020) berakhir stimulus tersebut belum juga cair, dan kemungkinan tidak akan cair hingga pemilihan presiden (pilpres) AS digelar pada 3 November mendatang.
Sementara itu dari dalam negeri, pada hari Jumat Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengumumkan angka realisasi investasi kuartal III-2020 yang akhirnya bertumbuh.
BKPM melaporkan pada kuartal III-2020, total investasi yang masuk ke Tanah Air tercatat Rp 209 triliun. Naik 1,6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/YoY).
Penanaman Modal Asing (PMA) pada periode Juli-September 2020 adalah Rp 106,1 triliun, tumbuh 1,1% YoY. Sementara Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) adalah Rp 102,9 triliun, naik 2,1% YoY.
Pertumbuhan PMA di kuartal III tersebut menjadi yang pertama di tahun ini setelah mengalami kontraksi dalam 2 kuartal beruntun.
"Kita harus selalu optimis dan berpikir positif. Masa kritis realisasi investasi sudah terlewatkan, itu pada kuartal II. Pada kuartal III, realisasi sudah Rp 209 triliun, mencapai 74,8% dari target," kata Bahlil Lahadalia, Kepala BKPM, dalam jumpa pers hari ini, Jumat (23/10/2020).
IHSG merespon positif laporan BKPM tersebut, dan membukukan penguatan 0,4% di hari Jumat, sekaligus menyelamatkan pekan ini.
Di awal pekan depan, stimulus AS masih menjadi perhatian. Perundingan antara Nancy Pelosi, Ketua DPR (House of Representatif) Amerika Serikat (AS) dengan Menteri Keuangan Steven Mnuchin memang terus berlangsung, tetapi sepertinya tidak akan cair pekan depan.
"Kami menawarkan kompromi, masih ada yang harus dirundingkan lebih dalam dengan ketua DPR. Jika ia may berkompromi, makan akan ada kesepakatan. Tetapi kami sudah mendapat kemajuan di beberapa isu, dan masih ada isu signifikan yang harus kita selesaikan bersama," kata Mnuchin sebagaimana dilansir CNBC International, Jumat (23/10.2020).
Pelosi juga memberikan indikasi stimulus kemungkinan belum akan cair sebelum pemilihan presiden 3 November mendatang. Ia mengatakan butuh waktu untuk menyelesaikan dan menandatangani undang-undang stimulus fiskal.
Sementara itu, Mnuchin mengatakan sudah berkompromi dengan Pelosi, dan jika ketua DPR dari Partai Demokrat tersebut juga mau berkompromi, maka kesepakatan kemungkinan akan tercapai.
"Kami menawarkan kompromi, masih ada yang harus dirundingkan lebih dalam dengan ketua DPR. Jika ia may berkompromi, makan akan ada kesepakatan. Tetapi kami sudah mendapat kemajuan di beberapa isu, dan masih ada isu signifikan yang harus kita selesaikan bersama," kata Mnuchin sebagaimana dilansir CNBC International, Jumat (23/10.2020).
Dengan kemungkinan cair yang semakin menipis, ada risiko akan memberikan tekanan ke bursa saham, termasuk IHSG. Apalagi, pilpres di AS sudah dalam hitungan hari, sehingga pelaku pasar kemungkinan akan berhati-hati.
Namun, hari Kamis (29/10/2020) AS akan merilis data pertumbuhan ekonomi kuartal III-2020 yang bisa mendongkrak sentimen pelaku pasar. Berdasarkan hasil survei Refinitiv, pertumbuhan ekonomi AS diprediksi tumbuh hingga 32,5% secara kuartalan yang disetahunkan (quarterly annualized).
Kenaikan masif tersebut bisa terjadi akibat low base effect, dimana di kuartal II-2020 lalu pertumbuhan ekonomi AS mengalami kontraksi 31,4%.
Artinya, Amerika Serikat akan lepas dari jurang resesi, sekaligus membuktikan perekonomian mampu bangkit setelah re-opening. Amerika Serikat yang masih belum sukses menanggulangi pandemi penyakit virus corona (Covid-19) sudah mampu menunjukkan pemulihan perekonomian, apalagi nanti setelah sukses diredam, atau misalnya ketika sudah dilakukan vaksinasi.