
Volatilitas Tinggi, Sesi II IHSG Bergerak Terbatas

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi I Kamis (2/4/2020) melemah 0,12% ke level 4.460,48 karena sentimen negatif terus menggempur di tengah penyebaran wabah virus corona (COVID-19). Pada sesi II, IHGS pergerakan IHSG masih cenderung stangnan.
Kekhawatiran atas dampak ekonomi dari pandemi virus corona, yang telah mengguncang pasar dalam beberapa pekan terakhir, terus membebani sentimen investor.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada sesi I nilai transaksi tercatat Rp 2,91 triliun dengan jual bersih (net sell) asing sebesar Rp 374,65 miliar.
Saham-saham yang menjadi pemicu penurunan IHSG diantaranya saham PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) (-6,83%), PT Ramayana Lestasri Tbk (RALS) (-6,45%), PT Bima Sakti Pertiwi Tbk (PAMG) (-6,14%), PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) (-5,96%), sedangkan PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) (-5,43%).
Kinerja bursa saham domestik terpengaruh pesimisme dari bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, dini hari tadi yang berakhir di zona merah. Dari bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari Rabu yang juga merupakan awal kuartal kedua mencatat penurunan tajam, karena wabah virus corona terus mendatangkan malapetaka di pasar global.
Dow Jones Industrial Average ditutup turun 4,4%, atau 973,65 poin, pada 20.943,51. Indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite juga ditutup anjlok 4,4%, masing-masing di 2.470,50 dan 7.360,58. Sementara turunnya bursa saham Asia juga menjadi daya tambah penurunan IHSG hari ini.
Kendati demikian, pasar saham masih bisa mendapatkan secercah harapan setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjaga ekonomi dengan menggelontorkan stimulus melalui fiskal, lewat Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) No.1 Tahun 2020.
"Berbagai program dari fiskal digelontorkan. Sehingga konsumsi masyarakat bisa tetap terjaga. Untuk itu kolaborasi ini diharapkan mampu untuk menjaga perekonomian Indonesia," kata Perry Warjiyo.
Pemerintah memang telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 110 triliun khusus untuk social safety net atau jaring pengaman sosial dan total Rp 405 triliun dengan stimulus lainnya.
Pada perdagangan sesi II diperkirakan IHSG masih dalam tekanan dari gempuran wabah COVID-19, namun upaya stimulus pemerintah bisa membatasi penurunan atau bahkan memberikan topangan penguatan. Simak! Analisis teknikal di bawah ini.
![]() |
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support), terpantau menyempit yang menandakan IHSG cenderung stabil (stabil). Mencoba melewati level support di 4.450 dan berlanjut ke area 4.400. Sementara resistance berada di 4.515 hingga area 4.565.
Sementara indikator Commodity Channel Index (CCI) sebagai sinyal beli atau jual masih terlihat bergerak ke bawah. Begitu juga dengan indikator Moving Average Convergen Divergen (MACD) dengan garis MA mencoba untuk saling berpotongan di atas area jenuh beli (overbought) menandakan konsolidasi.
Secara keseluruhan, dari fundamental dengan fokus pasar pada dampak dari COVID-19 dikombinasikan dengan teknikal yang mencoba menembus area support. Maka pergerakan selanjutnya diperkirakan untuk mengalami sedikit koreksi, namun terbatas merespon stimulus pemerintah.
Perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
(har/har) Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500