
Internasional
Rusia Kembali Kerahkan Militer dan Jet Tempur di Suriah
Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
09 March 2020 14:32

Jakarta, CNBC Indonesia - Militer Rusia dikabarkan kembali berpatroli di perbatasan Suriah dan Turki. Bahkan pesawat tempur Rusia dikatakan kerap berpatroli di beberapa rute di kawasan tersebut.
"Militer Rusia kini masih terus melakukan patroli di sejumlah rute ... di Aleppo ... di Raqqah ... di Hasakah," tegas Kepala Pertahanan Rusia untuk Rekonsiliasi Suriah, Oleg Zhuravlev, dilansir dari Sputnik News, Senin (9/3/2020).
Ini merupakan bagian dari perjanjian yang dibuat Rusia dan Turki. Dalam perang Suriah, keduanya mendukung kelompok yang berbeda, di mana Rusia pro rezim Bashar al-Assad dan Turki pro kelompok anti pemerintah, Front Pembebasan Nasional.
Sebelumnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow, Rusia, pada Kamis pekan kemarin. Kedua pemimpin disebut akan mengupayakan solusi yang bisa meredakan ketegangan di Suriah.
Pertemuan ini digelar di tengah meningkatnya ketegangan kedua negara di wilayah tersebut, yang terjadi setelah pasukan rezim melakukan serangan ke wilayah Idlib beberapa pekan lalu. Dalam serangan itu puluhan tentara Turki tewas.
Turki sendiri telah mengancam akan membalas rezim Assad jika mereka tidak juga menghentikan serangan di Idlib dan mundur dari wilayah itu, sebagaimana yang disepakati dalam perjanjian Sochi 2018 yang menentukan Idlib sebagai zona aman.
Pada akhir pekan lalu, Turki juga telah secara resmi mendeklarasikan operasi melawan rezim Assad. Operasi itu dijuluki "Spring Shield".
Dalam bagian dari operasi, Turki telah menjatuhkan tiga pesawat tempur Suriah dan menewaskan puluhan tentara rezim dan pejuang sekutu. Kebanyakan dari serangan itu dilakukan melalui serangan pesawat tak berawak (drone), menurut lembaga pengawas.
(sef/sef) Next Article Benang Merah, Mengapa Turki dan Rusia Ribut Suriah?
"Militer Rusia kini masih terus melakukan patroli di sejumlah rute ... di Aleppo ... di Raqqah ... di Hasakah," tegas Kepala Pertahanan Rusia untuk Rekonsiliasi Suriah, Oleg Zhuravlev, dilansir dari Sputnik News, Senin (9/3/2020).
Sebelumnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow, Rusia, pada Kamis pekan kemarin. Kedua pemimpin disebut akan mengupayakan solusi yang bisa meredakan ketegangan di Suriah.
Pertemuan ini digelar di tengah meningkatnya ketegangan kedua negara di wilayah tersebut, yang terjadi setelah pasukan rezim melakukan serangan ke wilayah Idlib beberapa pekan lalu. Dalam serangan itu puluhan tentara Turki tewas.
Turki sendiri telah mengancam akan membalas rezim Assad jika mereka tidak juga menghentikan serangan di Idlib dan mundur dari wilayah itu, sebagaimana yang disepakati dalam perjanjian Sochi 2018 yang menentukan Idlib sebagai zona aman.
Pada akhir pekan lalu, Turki juga telah secara resmi mendeklarasikan operasi melawan rezim Assad. Operasi itu dijuluki "Spring Shield".
Dalam bagian dari operasi, Turki telah menjatuhkan tiga pesawat tempur Suriah dan menewaskan puluhan tentara rezim dan pejuang sekutu. Kebanyakan dari serangan itu dilakukan melalui serangan pesawat tak berawak (drone), menurut lembaga pengawas.
(sef/sef) Next Article Benang Merah, Mengapa Turki dan Rusia Ribut Suriah?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular