
Rusia Dengar Tembakan di Idlib, Turki: Tak Ada Kontak Senjata
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
07 March 2020 18:33

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar menegaskan bahwa tidak ada pelanggaran gencatan senjata di Idlib, Suriah, sebagai bagian kesepakatan dengan Rusia.
"Kami akan terus menjadi pasukan penangkal untuk mencegah semua pelanggaran gencatan senjata. Tak ada yang terjadi sejak gencatan senjata mulai berlaku," kata Akar, seperti dikutip Reuters, Sabtu (7/3/2020).
Seperti diketahui, gencatan senjata sejatinya telah tercapai di Moskow, Rusia setelah perundingan untuk meredam konflik yang telah memaksa hampir satu juta warga mengungsi dalam tiga bulan.
Ankara mendukung para pemberontak meskipun sebagian dari mereka tidak terlalu terpengaruh oleh para kelompok jihad yang sebagian besar sudah mengusai wilayah Idlib.
Kantor Berita Rusia, mengutip keterangan resmi Kementerian Pertahanan menyebut bahwa ada tiga kasus penembakan di Idlib dalam kurun waktu 24 jam terakhir. Bahkan, ada tujuh kasus penembakan di Latakia dan sembilan di Aleppo.
Kementerian Pertahanan juga melaporkan bahwa 860 pengungsi telah kembali ke Suriah. Mayoritas pengungsi berasal dari Yordania dan Lebanon.
Akar mengatakan, Turki akan menggunakan haknya untuk membela diri apabila ada serangan yang menargetkan pasukan atau pangkalan di wilayah Idlib.
Kesepakatan tersebut menyerukan patroli gabungan pasukan Turki dan Rusia di sekitar jalan M4 di Idlib mulai 15 Maret. Turki pun memulai bekerja untuk berbagai prosedur dan prinsip koridor keselamatan di sekitar jalan tersebut.
(hps/hps) Next Article AS Segera Terbitkan Sanksi Ekonomi ke Turki
"Kami akan terus menjadi pasukan penangkal untuk mencegah semua pelanggaran gencatan senjata. Tak ada yang terjadi sejak gencatan senjata mulai berlaku," kata Akar, seperti dikutip Reuters, Sabtu (7/3/2020).
Seperti diketahui, gencatan senjata sejatinya telah tercapai di Moskow, Rusia setelah perundingan untuk meredam konflik yang telah memaksa hampir satu juta warga mengungsi dalam tiga bulan.
Ankara mendukung para pemberontak meskipun sebagian dari mereka tidak terlalu terpengaruh oleh para kelompok jihad yang sebagian besar sudah mengusai wilayah Idlib.
Kementerian Pertahanan juga melaporkan bahwa 860 pengungsi telah kembali ke Suriah. Mayoritas pengungsi berasal dari Yordania dan Lebanon.
Akar mengatakan, Turki akan menggunakan haknya untuk membela diri apabila ada serangan yang menargetkan pasukan atau pangkalan di wilayah Idlib.
Kesepakatan tersebut menyerukan patroli gabungan pasukan Turki dan Rusia di sekitar jalan M4 di Idlib mulai 15 Maret. Turki pun memulai bekerja untuk berbagai prosedur dan prinsip koridor keselamatan di sekitar jalan tersebut.
(hps/hps) Next Article AS Segera Terbitkan Sanksi Ekonomi ke Turki
Most Popular