Corona Juga Acak-Acak Perundingan Dagang RI

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
06 March 2020 15:40
Perundingan dagang Indonesia dengan negara lain terhambat karena corona.
Foto: Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional (PPI) Kementerian Perdagangan, Iman Pambagyo (CNBC Indonesia/Samuel Pablo)
Jakarta, CNBC Indonesia - Wabah corona berdampak luas ke segala aktivitas global dari bisnis sampai pemerintahan. Pemerintah Indonesia mengalami hambatan perundingan perdagangan.

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Iman Pambagyo mengatakan beberapa perundingan perjanjian perdagangan dengan negara lain terhambat karena adanya wabah virus corona.

"Ada yang di postpone dengan EU [European Union/Uni Eropa]. Mestinya minggu depan di Bali. Cuma mereka nggak bisa datang. Akhirnya disepakati untuk beberapa working group diadakan video conference," kata Imam saat ditemui di kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (6/3/2020).

Seperti diketahui, Indonesia dan Uni Eropa (EU) akan melanjutkan perundingan perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif Indonesia-EU (IEU-CEPA). Bulan depan akan mengadakan perundingan putaran ke-10 di Bali, Indonesia. IEU CEPA, yang ditargetkan dapat rampung tahun ini.



Bahasan dalam IEU CEPA meliputi berbagai sektor yang menjadi kepentingan kedua pihak. Isu minyak sawit merupakan salah satu dari sekian isu yang dibahas. Lewat perundingan tersebut, harapannya bisa menguntungkan bagi Indonesia. Pasalnya Iman bilang produk yang akan dibuka untuk mendapat relaksasi bea masuk lebih besar dari EU.

Perjanjian dagang yang ditunda lainnya, kata Imam yakni pertemuan dengan anggota Dewan Kopi Internasional, yang rencananya akan dilaksanakan di London, Inggris pada April 2020 mendatang.

"Kebetulan kita adalah Ketua Dewan Kopinya tahun ini. Dari sekarang sudah dibicarakan untuk ditiadakan. Tapi bisa diselenggarakan secara video conference," lanjutnya.

Sebelumnya, Wakil Menteri Kemendag Jerry Sambuaga mengatakan pada September 2020 mendatang, Indonesia juga akan mencoba menjajaki perundingan dagang dengan Tunisia dan Turki pada September 2020 mendatang.

Kendati demikian, kata Imam, perundingan dagang dengan Tunisia dan Turki tersebut tetap sesuai jadwal dan belum ada perbincangan untuk ditunda.

"Tunisia belum komunikasi lagi dengan mereka. Kita masih mengamati situasi seperti apa. Mudah-mudahan April sudah lebih baik. Kita bisa kembali ke schedule yang lama," jelasnya.

[Gambas:Video CNBC]




(hoi/hoi) Next Article Live! Jurus Pengusaha Bantu Jokowi Tekan CAD dalam 3 Tahun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular