Mau Investasi yang Aman? Simak Tips dari Dirjen PPR Kemenkeu

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
05 March 2020 19:18
DJPPR Kemenkeu menekankan pentingnya berinvestasi secara aman dan mencari informasi dengan benar bagi investor pemula.
Foto: Talkshow InFest DJPPR Semarang. (Dok: Kemenkeu)
Jakarta, CNBC Indonesia-Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) menekankan pentingnya berinvestasi secara aman dan mencari informasi dengan benar bagi investor pemula. Investor juga harus mengenali risiko dari masing-masing investasi mulai dari surat berharga negara, menabung di bank, saham, emas, hingga properti.

"Ada banyak pilihan investasi, yang terpenting kenali instrumen investasi mulai dari return hingga risikonya," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman di InFest 2020 (an Inclusive Festival by DJPPR) di Kota Malang, Kamis (05/03/2020).

Dengan mengenali instrumen investasi hingga risikonya, investor akan terhindar dari investasi bodong atau abal-abal. Luky mengatakan salah satu ciri dari investasi bodong adalah berani memberikan bunga yang sangat tinggi, bahkan bisa 10% per bulan.


Sayangnya, biasanya pembayaran bunga hanya lancar di beberapa bulan awal dan tersendat setelah jangka waktu tertentu. Salah satu pilihan instrument investasi yang dijamin adalah Surat Berharga Negara (SBN) ritel baik yang konvensional maupun syariah.

"Baru-baru ini kan Sukuk Negara Ritel seri SR-012, ini diterbitkan pemerintah dan mudah-mudahan aman. Investasi ini membiayai APBN jadi bisa ikut membangun negeri ini," katanya.

Foto: Talkshow InFest DJPPR Semarang. (Dok: Kemenkeu)


Luky jika mengingatkan jika yang ditawarkan terlalu menjanjikan dan menggiurkan justru investor harus waspada. Menurutnya sesederhana menabung di bank pun memiliki risiko, dan harus menjadi pertimbangan.

"Ada pepatah yang If something is too good to be true in appearance, it probably is too good to be true. Misalnya pilih nabung di bank bunganya kecil, tapi kalau di bawah Rp 2 miliar masih di jamin. Tapi kalau ikut MLM misalnya, keuntungannya besar tapi risikonya juga besar," ujar Luky.


Luky mengatakan dari hasil penerbitan sukuk sebelumnya digunakan pembangunan sekolah dan Perguruan Tinggi umum atau berbasis Islam. Selain itu juga membangun infrastruktur, Asrama Haji, KUA, dan jembatan.

Dia juga memberikan pemahaman mengenai pengelolaan APBN yang dilakukan Pemerintah dan bagaimana Pembiayaan APBN dimanfaatkan secara produktif untuk memberikan kemaslahatan bagi masyarakat serta untuk mewujudkan pembangunan yang berkeadilan di seluruh tanah air.

[Gambas:Video CNBC]




(dob/dob) Next Article Kuliah Umum di Balikpapan, DJPPR Edukasi Pembiayaan APBN

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular