The Fed Mendadak Potong Bunga Acuan, Lebay Gak Sih?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
04 March 2020 12:55
Dunia Usaha dan Konsumen AS Masih Ekspansif
Ketua The Fed Jerome Powell (REUTERS/Erin Scott)
Akan tetapi, The Fed tentu punya pertimbangan kuat. Salah satu rule of thumb dalam pengambilan kebijakan moneter adalah forward looking alias berpikir ke depan. Tidak bisa hanya berpandangan jangka pendek, karena saat kebijakan moneter berubah-ubah akibat pembacaan jangka pendek maka kebijakan tersebut menjadi tidak kredibel.

Untuk melihat prospek ekonomi ke depan, biasanya yang dipantau adalah indikator awalan (leading indicator). Ada banyak leading indicator, tetapi dua yang biasanya sering dipakai adalah PMI dan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK). Dua data itu memberi gambaran apakah dunia usaha dan rumah tangga akan ekspansif atau justru terkontraksi.

Pada Februari, angka PMI manufaktur AS direvisi ke bawah dari 50,8 menjadi 50,7. Angka 50,7 adalah yang terendah sejak Agustus 2019.



"Produksi dan pemesanan produk manufaktur melambat pada Februari, karena produsen mulai merasakan dampak penurunan ekspor dan gangguan rantai pasok. Keduanya terjadi akibat penyebaran virus corona. Walau penjualan tumbuh, tetapi lajunya melambat dan lebih banyak mengandalkan konsumen domestik.

"Saat kekhawatiran perang dagang mereka, masalah di rantai pasok akibat virus corona mengancam keberlangsungan produksi dalam beberapa bulan ke depan. Pada saat uang sama, dunia usaha juga mulai cemas penyebaran virus COVID-19 akan mempengaruhi permintaan. Volatilitas di pasar keuangan tidak membantu, malah akan memukul konsumsi masyarakat dan investasi dunia usaha," jelas Chris Williamson, Chief Business Economist di IHS Markit dalam keterangan tertulis.

Namun, perlu dicatat bahwa PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Di atas 50 berarti dunia usaha masih ekspansif. Jadi walau PMI di AS turun, tetapi masih berada di fase ekspansi.

Bagaimana dengan IKK? Kondisinya malah lebih baik.

Pada Februari, IKK di AS yang dirilis oleh The Conference Board menunjukkan angka 130,7. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 130,4 dan menjadi yang terbaik sejak Agustus 2019.



"Keyakinan konsumen meningkat pada Februari. Konsumen masih melihat kondisi ekonomi terkini cukup bagus. Dengan pasar tenaga kerja yang solid, konsumen menilai konsumsi tetap terjaga dan ekonomi bisa tumbuh," kata Lynn Franco, Senior Director of Economic Indicator di The Conference Board, seperti dikutip dari keterangan tertulis.

Bahkan sub-indeks ekspektasi ekonomi ke depan, yang berdasarkan perkiraan pendapatan dan penciptaan lapangan kerja, meningkat dari 101,4 pada Januari menjadi 107,8 pada Februari.


Artinya konsumen di AS lebih percaya diri dalam mengarungi bahtera perekonomian ke depan. Oleh karena itu, pandangan bahwa The Fed terlalu terburu-buru (dan cenderung panik) ada benarnya.

Sebab prospek ekonomi AS sebenarnya masih oke. Memang ada kekhawatiran gangguan rantai pasok, tetapi sejauh ini belum terlihat dampak yang signifikan.

Waspada boleh, tetapi jangan panik. Sayangnya, mungkin The Fed memilih yang kedua...


[Gambas:Video CNBC]




TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular