Internasional

Perang Suriah, Erdogan Kini Dikecam Pemimpin Eropa

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
04 March 2020 07:27
Erdogan mendapat banyak kritikan dari pemimpin negeri Eropa karena keputusan memberi akses masuk pada pengungsi Suriah.
Foto: REUTERS/Alkis Konstantinidis
Jakarta, CNBC Indonesia - Negara Uni Eropa kini ramai-ramai mengecam Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Erdogan dituding "mengintimidasi" benua tersebut dengan langkah membuka pintu perbatasan bagi pengungsi Suriah.

Kanselir Austria Sebastian Kurz menilai Turki telah "menyerang" Uni Eropa dan Yunani. Di mana Erdogan, ia klaim, menggunakan senjata manusia untuk menekan negara-negara Eropa, guna membantunya dalam peperangan yang kini tengah dihadapi Turki dengan Suriah dan Rusia di Idlib.

"Ini adalah serangan Turki melawan Uni Eropa dan Yunani. Manusia (pengungsi) digunakan oleh (Turki) untuk menekan Eropa ... UE tidak boleh terluka karena "blackmail" (Turki)," tegasnya pada wartawan sebagaimana dikutip dari AFP, Selasa (3/3/2020).

Turki memberi lampu hijau pada pengungsi dan migran asal Suriah ke wilayahnya, untuk melintas dan menuju Eropa. Padahal sudah ada perjanjian untuk membendung arus pengungsi di 2016.

Kurz mengatakan Erdogan tidak memenuhi janjinya karena mengarahkan pengungsi ke perbatasan Yunani untuk memasuki Eropa. Ini adalah ujian bagi UE, apakah bisa melindungi negerinya atau tidak.

"Aku bisa menggaransi satu hal: Jika perbatasan terluar Eropa tak bisa bekerja, lalu Eropa tanpa garis perbatasan di dalam tinggal sejarah," ujarnya.

Kanselir Jerman Angle Merkel mengkritik tindakan Turki. "Tidak bisa diterima," ujarnya.

Hal yang sama juga dikatakan Komisi Migran Uni Eropa Margaritis Schinas. "Tak ada pihak manapun yang bisa mengintimidasi UE," katanya.

Meski demikian, Turki yang kini menjadi rumah sementara bagi empat juta pengungsi Suriah, mengaku melakukan hal ini guna mencegah semakin banyak pengungsi masuk ke wilayahnya.

Bahkan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menolak 1,1, miliar euro (sekitar Rp 15,8 T) yang hendak diberikan Eropa. "Kita tak menginginkan uang itu," ujarnya.

Tawaran uang ini bukan hal baru. Tahun 2016, Eropa memberi dana 6 triliun euro untuk mengatasi pengungsi Suriah.

Perang Suriah, Erdogan Kini Dikecam Pemimpin EropaFoto: Migran Suriah berjalan menuju perbatasan Yunani dekat gerbang perbatasan Pazarkule di Edirne, Turki. (AP/Emrah Gurel)


Tawaran ini kembali mencuat setelah Merkel melakukan hubungan telepon dengan Erdogan pekan lalu. Ia pun mengatakan jumlah imigran di perbatasan Yunani kini berjumlah ratusan ribu orang, angka yang lebih banyak dari yang diberitakan media.

"Akan ada lebih banyak lagi. Segera, angka ini akan naik ke jutaan," tegasnya.

Turki kini terjebak perang dengan Suriah rezim Bashar al-Assad di provinsi Idlib. Suriah didukung militer Rusia.

Perang telah membuat warga sipil jadi korban. Ada 900 ribu orang mengungsi sejak kekerasan kembali naik di Desember 2019.

Perang ini sudah terjadi sejak 2011. Sebelumnya perang melibatkan rezim Assad dengan kelompok anti Assad, Front Pembebasan Nasional.

Namun perang yang makin dalam dan sejumlah hal membuat Turki dan Rusia masuk ke dalamnya. Tertutama di Idlib dan Aleppo.

Awalnya di 2018, kedua kubu sepakat damai dengan perjanjian Sochi, di mana Turki mengawasi Idlib. Namun pasukan Assad makin gencar melakukan serangan sejak akhir tahun.

Turki pun membuka pintu perbatasan agar pengungsi bisa menyelamatkan diri dan masuk ke Eropa. Ini menjadi masalah baru lagi bagi Benua Biru yang sebelumnya juga kebanjiran pengungsi Suriah.


[Gambas:Video CNBC]






(sef/sef) Next Article Suriah Makin Panas! Erdogan Rudal Militer Assad & Putin

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular