
Internasional
Babak Baru Perang Suriah, Erdogan & Putin Janjian Kopi Darat
Sefti Oktarianisa, CNBC Indonesia
03 March 2020 08:34

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin akan segera bertemu guna membahas perang Suriah.
Kedua negara mengambil posisi berseberangan, di mana Turki mendukung massa anti rezim Bashar Al Assad, Front Pembebasan Nasional, sedangkan Rusia pro rezim.
"Saya akan pergi ke Moskow pada hari Kamis untuk membahas perkembangan di Suriah dengan Putin," tegas Erdogan sebagaimana dikutip AFP, Selasa (3/3/2020).
"Saya berharap ia akan mengambil tindakan yang diperlukan di sana, seperti gencatan senjata, dan bahwa kami akan menemukan solusi untuk masalah ini."
Hal senada juga dibenarkan Kremlin. Rusia mengatakan akan bertemu dengan Turki untuk melakukan pembicaraan soal Suriah.
"Sangat penting untuk kerja sama dengan mitra kami Turki," Juru Bicara Kremlin Dmitri Peskov.
Sebelumnya, pada Senin malam, meski mengutarakan keinginan berdamai, Rusia dikabarkan kembali melancarkan serangan udara ke wilayah Suriah Barat Laut.
Kali ini, serangan tersebut dilakukan guna membantu tentara rezim penguasa Suriah untuk merebur wilayah Saraqeb di provinsi Idlib, yang sebelumnya dikuasai Front Pembebasan Nasional.
Kejadian ini terjadi hingga Senin malam dan menyebabkan 11 warga sipil tewas. Korban tewas berada di desa Al-Foua dan juga desa Adwan.
Kabar serangan baru ini juga dikabarkan kantor berita pemerintah Suriah, SANA. Konfrontasi langsung juga terjadi antara militer pemerintah dengan massa anti Assad yang didukung tentara Turki.
Bahkan dilaporkan ada 21 tentara kontra Assad yang tewas. Serta 11 militer rezim yang meninggal.
Sebelumnya Turki juga melancarkan serangan ke militer Suriah. Dua jet militer Suriah ditembak jatuh pasukan Turki.
Krisisi Suriah sudah terjadi sejak 2011. Menurut Politico, Turki menjadi terlibat karena Suriah mendukung militan Kurdi yang menginginkan kemerdekaan di Turki.
Sementara mengaku Rusia, terlibat karena diminta Assad. Sejak rezim Moamar Khadapi digulingkan, kedua negara menjadi dekat.
Awalnya di 2018, kedua kubu sepakat damai dengan perjanjian Sochi, di mana Turki mengawasi Idlib. Namun pasukan Assad makin gencar melakukan serangan sejak akhir tahun.
(sef/sef) Next Article Benang Merah, Mengapa Turki dan Rusia Ribut Suriah?
Kedua negara mengambil posisi berseberangan, di mana Turki mendukung massa anti rezim Bashar Al Assad, Front Pembebasan Nasional, sedangkan Rusia pro rezim.
"Saya akan pergi ke Moskow pada hari Kamis untuk membahas perkembangan di Suriah dengan Putin," tegas Erdogan sebagaimana dikutip AFP, Selasa (3/3/2020).
Hal senada juga dibenarkan Kremlin. Rusia mengatakan akan bertemu dengan Turki untuk melakukan pembicaraan soal Suriah.
"Sangat penting untuk kerja sama dengan mitra kami Turki," Juru Bicara Kremlin Dmitri Peskov.
Sebelumnya, pada Senin malam, meski mengutarakan keinginan berdamai, Rusia dikabarkan kembali melancarkan serangan udara ke wilayah Suriah Barat Laut.
Kali ini, serangan tersebut dilakukan guna membantu tentara rezim penguasa Suriah untuk merebur wilayah Saraqeb di provinsi Idlib, yang sebelumnya dikuasai Front Pembebasan Nasional.
Kejadian ini terjadi hingga Senin malam dan menyebabkan 11 warga sipil tewas. Korban tewas berada di desa Al-Foua dan juga desa Adwan.
Kabar serangan baru ini juga dikabarkan kantor berita pemerintah Suriah, SANA. Konfrontasi langsung juga terjadi antara militer pemerintah dengan massa anti Assad yang didukung tentara Turki.
Bahkan dilaporkan ada 21 tentara kontra Assad yang tewas. Serta 11 militer rezim yang meninggal.
Sebelumnya Turki juga melancarkan serangan ke militer Suriah. Dua jet militer Suriah ditembak jatuh pasukan Turki.
Krisisi Suriah sudah terjadi sejak 2011. Menurut Politico, Turki menjadi terlibat karena Suriah mendukung militan Kurdi yang menginginkan kemerdekaan di Turki.
Sementara mengaku Rusia, terlibat karena diminta Assad. Sejak rezim Moamar Khadapi digulingkan, kedua negara menjadi dekat.
Awalnya di 2018, kedua kubu sepakat damai dengan perjanjian Sochi, di mana Turki mengawasi Idlib. Namun pasukan Assad makin gencar melakukan serangan sejak akhir tahun.
(sef/sef) Next Article Benang Merah, Mengapa Turki dan Rusia Ribut Suriah?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular