Internasional

Eropa Pening Perang Suriah, Turki Mau Diguyur Rp 15,8 T

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
03 March 2020 15:45
Perang Suriah membuat Eropa pusing.
Foto: Migran Suriah berjalan menuju perbatasan Yunani dekat gerbang perbatasan Pazarkule di Edirne, Turki. (AP/Emrah Gurel)
Jakarta, CNBC Indonesia - PerangĀ Suriah membuat Eropa pusing. Pasalnya benua itu kini dihantui arus pengungsi yang datang dari Suriah.

Angkanya diperkirakan mencapai jutaan orang. Semenjak konfrontasi terjadi di provinsi Idlib, Suriah Barat Laut, Turki membuka pintunya untuk pengungsi dan memberikan akses untuk masuk ke Eropa.

Eropa Pening Perang Suriah, Turki Mau Diguyur Rp 15,8 TFoto: Migran Suriah berjalan menuju perbatasan Yunani dekat gerbang perbatasan Pazarkule di Edirne, Turki. (AP/Emrah Gurel)


Kini para pengungsi Suriah itu sudah berada di perbatasan Yunani. Ini membuka kembali masalah yang sebelumnya ada sejak 2015 itu.

Kanselir Jerman Angle Merkel mengkritik tindakan Turki. "Tidak bisa diterima," ujarnya sebagaimana dikutip dari AFP, Selasa (3/3/2020).

Hal yang sama juga dikatakan Komisi Migran Uni Eropa Margaritis Schinas. "Tak ada pihak manapun yang bisa mengintimidasi UE," ujarnya menunjuk Turki.

Meski demikian, Turki yang kini menjadi rumah sementara bagi empat juta pengungsi, mengaku melakukan hal ini guna mencegah semakin banyak pengungsi masuk ke wilayahnya.

Bahkan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menolak 1,1, miliar euro (sekitar Rp 15,8 T) yang hendak diberikan Eropa. "Kita tak menginginkan uang itu," ujarnya.

Tawaran uang ini bukan hal baru. Tahun 2016, Eropa memberi dana 6 triliun euro untuk mengatasi pengungsi Suriah.

Tawaran ini kembali mencuat setelah Merkel melakukan hubungan telepon dengan Erdogan pekan lalu. Ia pun mengatakan jumlah imigran di perbatasan Yunani kini berjumlah ratusan ribu orang, angka yang lebih banyak dari yang diberitakan media.

"Akan ada lebih banyak lagi. Segera, angka ini akan naik ke jutaan," tegasnya.

Sebelumnya Turki menyebut ada 10 ribu orang telah memenuhi negeri itu selama akhir pekan kemarin. Bentrokan bahkan terjadi antara petugas dan pengungsi.

Dari sebuah video yang belum bisa diverifikasi, Turki menuding polisi Yunani melakukan pembunuhan pada dua pengungsi. Namun Yunani membantah dan menyebutnya "berita bohong".

Sementara itu pada Selasa (3/3/2020), Suriah kembali menyerang Idlib dengan bantuan militer Rusia. Serangan yang dilakukan melalui udara tersebut menewaskan 11 warga sipil.

Perang Suriah sudah berlangsung sejak 2011. Perang ini bukan hanya melibatkan rezim pemerintah Presiden Bashar al-Assad dengan Front Pembebasan Nasional yang anti Assad, tapi juga Turki dan Rusia.

Eropa Pening Perang Suriah, Turki Mau Diguyur Rp 15,8 TFoto: Migran Suriah berjalan menuju perbatasan Yunani dekat gerbang perbatasan Pazarkule di Edirne, Turki. (AP/Emrah Gurel)


Turki berdiri di belakang Front Pembebasan Nasional. Negara ini ikut campur dalam krisis guna menahan pengaruh Kurdi yang ingin memerdekakan diri dari Turki. Kurdi sendiri dirangkul oleh pemerintahan Assad.

Sedangkan Rusia masuk ke perang karena permintaan Suriah. Sejak pemimpin Libya Muammar Khadapi terguling, Suriah menjadi rekan terdekat Rusia. Terkadang kedua negara juga dibantu para militer Iran.

[Gambas:Video CNBC]









(sef/sef) Next Article Putin-Erdogan Perang di Suriah, Jerman Prancis Turun Gunung

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular