
Tak Cuma Corona, Ini 5 'Setan' Ekonomi 2020!
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
27 February 2020 06:19

AS-China boleh sudah 'rujuk' dan meneken kesepakatan damai dagang Fase I. Namun isu perang dagang belum sepenuhnya hilang.
Hubungan dagang AS-Uni Eropa sudah memanas sejak pertengahan 2018. Saat itu, Presiden Donald Trump mengancam bakal mengenakan bea masuk 25% bagi mobil-mobil bikinan Benua Biru atas nama menjaga kepentingan ekonomi nasional.
Meski ancaman itu belum terwujud, tetapi bukan berarti air sudah tenang. Pada Oktober 2019, AS memenangkan gugatan di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Uni Eropa dinilai memberikan subsidi berlebihan bagi Airbus sehingga menciptakan persaingan tidak sehat, terutama Boeing. Keputusan WTO ini memperbolehkan AS mengenakan bea masuk terhadap produk-produk dari Eropa.
"AS memenangkan 'hadiah' senilai US$ 7,5 miliar dari WTO. Uni Eropa sudah bertahun-tahun memperlakukan AS dengan buruk dalam hal perdagangan melalui bea masuk, hambatan dagang (trade barriers), dan lain-lain. Kasus ini sudah berlangsung selama bertahun-tahun. Kemenangan yang manis!" cuit Trump kala itu.
"Tensi AS-Uni Eropa akan kembali meningkat tahun ini. Setelah AS merampungkan kesepakatan damai dagang Fase I dengan China, Washington akan melihat lagi surplus dagang Uni Eropa terhadap mereka. Akibatnya, risiko pengenaan bea masuk terhadap mobil Eropa sepertinya tidak bisa dihindari," sebut kajian EIU.
Kala AS benar-benar mengenakan bea masuk, maka pasti Uni Eropa tidak akan terima begitu saja. Pasti ada 'counter attack', Uni Eropa akan balas membebankan bea masuk terhadap produk-produk made in the USA. Viola, ini dia perang dagang AS-Uni Eropa.
Seperti halnya perang AS-Iran, EIU menilai probabilitas perang dagang AS-Uni Eropa adalah 25%. Angka yang tidak boleh dikesampingkan begitu saja.
(aji/sef)
Hubungan dagang AS-Uni Eropa sudah memanas sejak pertengahan 2018. Saat itu, Presiden Donald Trump mengancam bakal mengenakan bea masuk 25% bagi mobil-mobil bikinan Benua Biru atas nama menjaga kepentingan ekonomi nasional.
Meski ancaman itu belum terwujud, tetapi bukan berarti air sudah tenang. Pada Oktober 2019, AS memenangkan gugatan di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Uni Eropa dinilai memberikan subsidi berlebihan bagi Airbus sehingga menciptakan persaingan tidak sehat, terutama Boeing. Keputusan WTO ini memperbolehkan AS mengenakan bea masuk terhadap produk-produk dari Eropa.
"Tensi AS-Uni Eropa akan kembali meningkat tahun ini. Setelah AS merampungkan kesepakatan damai dagang Fase I dengan China, Washington akan melihat lagi surplus dagang Uni Eropa terhadap mereka. Akibatnya, risiko pengenaan bea masuk terhadap mobil Eropa sepertinya tidak bisa dihindari," sebut kajian EIU.
Kala AS benar-benar mengenakan bea masuk, maka pasti Uni Eropa tidak akan terima begitu saja. Pasti ada 'counter attack', Uni Eropa akan balas membebankan bea masuk terhadap produk-produk made in the USA. Viola, ini dia perang dagang AS-Uni Eropa.
Seperti halnya perang AS-Iran, EIU menilai probabilitas perang dagang AS-Uni Eropa adalah 25%. Angka yang tidak boleh dikesampingkan begitu saja.
(aji/sef)
Next Page
Virus Corona
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular