Jokowi Tinjau 300 Juta Bibit Pohon yang Bisa Jadi Obat CAD
21 February 2020 15:42

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau pusat pembibitan pohon untuk mendukung industri serat rayon, sebagai bahan baku tekstil dan benang. Lokasinya PT. Riau Andalan Pulp & Paper, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, berkapasitas 300 juta bibit pohon, pada Jumat (21/2/2020).
Usai peninjauan, Jokowi pun mengapresiasi langkah yang dilakukan perusahaan mengembangkan bisnisnya, karena sejalan dengan upaya pemerintah untuk menekan angka impor yang menjadi biang keladi defisit transaksi berjalan (CAD). Selama ini Indonesia harus mengimpor bahan baku bubur kayu untuk keperluan produksi serat rayon.
"Saya kira kekuatan-kekuatan seperti ini yang harus mulai diangkat karena ini juga bisa mengurangi ini substitusi impor," kata Jokowi, seperti dikutip laman Sekretariat Kabinet, Jumat (21/2/2020).
"Artinya bisa mengurangi defisit neraca perdagangan kita sehingga kita harapkan neraca transaksi berjalan kita juga semakin baik," jelasnya.
Menurut Jokowi, keberadaan pabrik dengan kapasitas seperti ini membuat Indonesia tidak perlu lagi mengimpor. Artinya, sektor hulu dan hilir secara keseluruhan bisa dikerjakan di dalam negeri.
"Ini yang pertama, yang pertama ini sebuah industri yang sangat modern ya, dimulai dari nursery [pembibitan] di sini," jelasnya.
"Jadi tidak usah lah kita impor rayon, impor viscose tapi kita sendiri sudah bisa memproduksinya. Saya kira ini sebuah apa, kelihatan sebuah manajemen yang sangat bagus sekali," tandasnya.
Jokowi menegaskan bahwa dengan pembibitan ini makan bahan baku tidak perlu impor lagi karena kekuatan industri serat rayon viscose yang mencapai 240 ribu ton dan akan ekspansi hingga 600 ribu ton.
"Kita harapkan nanti sebagian untuk industri dalam negeri, masuk ke industri tekstil, masuk lagi, didorong lagi ke arah industri garmen. Saya kira kekuatan ini yang akan menjadikan kita memiliki sebuah competitiveness yang kuat," tuturnya.
(hoi/hoi)
Usai peninjauan, Jokowi pun mengapresiasi langkah yang dilakukan perusahaan mengembangkan bisnisnya, karena sejalan dengan upaya pemerintah untuk menekan angka impor yang menjadi biang keladi defisit transaksi berjalan (CAD). Selama ini Indonesia harus mengimpor bahan baku bubur kayu untuk keperluan produksi serat rayon.
"Saya kira kekuatan-kekuatan seperti ini yang harus mulai diangkat karena ini juga bisa mengurangi ini substitusi impor," kata Jokowi, seperti dikutip laman Sekretariat Kabinet, Jumat (21/2/2020).
"Artinya bisa mengurangi defisit neraca perdagangan kita sehingga kita harapkan neraca transaksi berjalan kita juga semakin baik," jelasnya.
Menurut Jokowi, keberadaan pabrik dengan kapasitas seperti ini membuat Indonesia tidak perlu lagi mengimpor. Artinya, sektor hulu dan hilir secara keseluruhan bisa dikerjakan di dalam negeri.
"Ini yang pertama, yang pertama ini sebuah industri yang sangat modern ya, dimulai dari nursery [pembibitan] di sini," jelasnya.
"Jadi tidak usah lah kita impor rayon, impor viscose tapi kita sendiri sudah bisa memproduksinya. Saya kira ini sebuah apa, kelihatan sebuah manajemen yang sangat bagus sekali," tandasnya.
Jokowi menegaskan bahwa dengan pembibitan ini makan bahan baku tidak perlu impor lagi karena kekuatan industri serat rayon viscose yang mencapai 240 ribu ton dan akan ekspansi hingga 600 ribu ton.
"Kita harapkan nanti sebagian untuk industri dalam negeri, masuk ke industri tekstil, masuk lagi, didorong lagi ke arah industri garmen. Saya kira kekuatan ini yang akan menjadikan kita memiliki sebuah competitiveness yang kuat," tuturnya.
Artikel Selanjutnya
Jokowi Minta Bantuan Orang Terkaya ke-3 RI Lawan Penyakit CAD
(hoi/hoi)