Pak Jokowi, Defisit Migas RI di 2019 Turun 27% Loh!

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
15 January 2020 15:02
Defisit neraca migas RI 2019 membaik karena turunnya impor maupun ekspor. Turunnya defisit masih perlu perhatikan banyak hal
Foto: Topik/Kilang Minyak/Arie Pratama
Jakarta, CNBC Indonesia - Defisit neraca migas 2019 mengalami perbaikan. Hal ini diakibatkan oleh penurunan impor maupun ekspor minyak dan gas RI di sepanjang tahun 2019.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), defisit neraca migas pada 2019 sebesar US$ 9,34 miliar atau setara Rp 130,8 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.000/US$. Defisit ini lebih baik ketimbang tahun lalu yang mencapai US$ 12,69 miliar atau setara Rp 177 triliun. 

Penurunan defisit migas ini terjadi karena penurunan ekspor maupun impor. Menurut data BPS, impor migas turun 27% (yoy) dan ekspor juga turun 27% (yoy). Kalau dilihat lebih lanjut, impor yang mengalami penurunan secara drastis adalah impor minyak mentah yang turun 38% (yoy).

Untuk ekspor minyak mentah juga mengalami penurunan yang tajam hingga 67%. Kabar baiknya adalah impor hasil minyak atau BBM turun 23%.

Defisit Neraca Migas Sumber : Badan Pusat Statistik

Defisit neraca migas haruslah terus ditekan, karena selama ini defisit neraca migas jadi penyebab penyakit kronis Indonesia yaitu defisit neraca dagang dan defisit transaksi berjalan (CAD).

Agar defisit bisa ditekan, maka harus memperhatikan sisi kebutuhan dan suplai migas dalam negeri. Berbicara soal kebutuhan, saat ini Indonesia sudah mengonsumsi minyak lebih dari 1,5 juta barel per hari (bpd). Sementara lifting minyak tanah air hanya 741 ribu bpd pada 2019. Belum lagi kapasitas kilang tanah air mentok di 1 juta bpd.

[Gambas:Video CNBC]






Pemerintah harus terus menggenjot supaya lifting tak terus melorot dan kapasitas kilang harus di upgrade baik melalui revitalisasi (RDMP) maupun lewat jalur Grass Root. Selain itu, ketergantungan akan bahan bakar fosil ini juga harus diganti pencarinya.



Saat ini Indonesia sedang mengimplementasikan program mandatori B30. Keberhasilan program B20 sebelumnya dinilai telah berhasil menekan defisit neraca migas. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimis B30 dapat semakin menekan defisit neraca migas.

"Maka, pada saat implementasi Mandatori B30 dilaksanakan secara formal pada 1 Januari 2020, diproyeksikan akan terjadi penghematan devisa sebesar USD4,8 miliar sepanjang 2020," tutur Menko Airlangga. 
 
Langkah lain yang akan dilakukan pemerintah dalam upaya menekan impor dan penghematan devisa antara lain revitalisasi Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) untuk mensubstitusi produk impor petrokimia, pengembangan program gasifikasi batubara menjadi Dimethyl Ether (DME) sebagai upaya substitusi Liquified Petroleum Gas (LPG), dan pengembangan green refinery. 
 
"Kesemuanya ini merupakan bagian dari Quick Wins pemerintah dalam upaya memperkuat neraca perdagangan Indonesia," pungkasnya.mengutip situs resmi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.



TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/gus) Next Article Benarkah Neraca Migas Bikin CAD Bengkak? Nanti Dulu...

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular