Internasional

Suriah Perang, Erdogan Ancam Kerahkan Militer Serbu Assad

Thea Fathanah Abrar, CNBC Indonesia
19 February 2020 17:11
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengancam akan meluncurkan serangan ke wilayah Idlib, Barat Laut Suriah akhir Februari ini.
Foto: Warga Suriah merayakan ketika mereka memegang bendera nasional mereka di provinsi Aleppo, Suriah (SANA via AP)
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengancam akan meluncurkan serangan ke wilayah Idlib, Barat Laut Suriah akhir Februari ini.

Ancaman itu diutarakan pemimpin negeri Sufi itu terutama jika tentara Suriah di bawah pimpinan Presiden Bashar al-Assad dan Rusia terus menerus membombardir wilayah tersebut.

Padahal, sesuai dengan perjanjian Sochi Oktober 2019, Idlib yang jadi markas kelompok anti-Assad, ada di bawah pengawasan Turki.



"Operasi ke Idlib sudah sangat dekat," kata Erdogan saat berbicara di depan Parlemen Turki, sebagaimana dikutip AFP, Rabu (19/2/2020).

"Kita kini menghitung mundur, Ini adalah peringatan terakhir kita (Turki)."

Sementara itu, didukung angkatan udara Rusia dan milisi pro Iran, pasukan Suriah dikabarkan melakukan serangan ke Aleppo, Minggu kemarin. Wilayah ini merupakan daerah di Suriah yang tengah dilanda konflik berkepanjangan selain Idlib.

Serangan diluncurkan di daratan Izza, atau sekitar 30 km Aleppo, di dekat perbatasan Turki. Pemerintah Assad mengatakan serangan dilakukan guna membasmi pemberontak anti pemerintah.

Sebagaimana dikutip dari Reuters, dalam siaran di televisi lokal, serangan tersebut membuat Suriah bisa mengambil kendali penih pada Aleppo, yang sebelumnya dijadikan markas kelompok anti Assad.



Meski begitu, dalam siaran langsungnya di televisi lokal, ia menegaskan konflik belum akan berakhir. "Ini (hanya) awal dari kekalahan (pasukan oposisi), cepat atau lambat," katanya.

Saksi mata melaporkan serangan udara ini melukai sejumlah warga sipil. Dua rumah sakit pun dikabarkan tutup.

Dari data PBB, sebanyak 875 ribu warga Suriah, yang sebagian besar wanita dan anak-anak sudah meninggalkan Aleppo dan Idlib, sejak kondisi kembali memanas 1 Desember lalu.

Juru Bicara AS David Swanson mengatakan lebih dari 40 ribu orang terlantar dalam empat hari terakhir karena pertempuran sengit yang terjadi.

Kriris Suriah terjadi sejak 2011. Turki masuk ke krisis ini karena menilai pemerintahan Assad telah melakukan pembunuhan massal di wilayah itu.

Sedangkan Rusia, masuk ke konflik ini karena alasan memerangi teroris. Meski membantu mengalahkan ISIS, berdasarkan pemberitaan BBC, terkadang kelompok lain yang berseberangan dengan Assad juga jadi sasaran Rusia.

[Gambas:Video CNBC]




(sef/sef) Next Article Erdogan Panas! Diserang Suriah, Turki Tembaki Tentara Assad

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular