Singapura Resesi, Corona Ngeri! Jokowinomics Ada Solusi?

Herdaru Purnomo, CNBC Indonesia
18 February 2020 07:20
Ramalan Buruk Ekonomi RI
Foto: Peresmian Stadion Manahan, Solo, oleh Presiden Jokowi, 15/02/2020. Peresmian ditandai dengan pidato singkat Presiden Jokowi. Dok: Agus Suparto
Pemerintah Indonesia memang sudah menempuh sejumlah upaya untuk mencegah masuknya virus corona ke Ibu Pertiwi. Kementerian Perhubungan hingga saat ini masih memberlakukan penutupan sementara rute penerbangan dari dan ke China, termasuk yang melalui transit. Sedangkan Kementerian Perdagangan melarang impor hewan hidup asal Negeri Tirai Bambu.

Namun meski Indonesia sejauh ini mampu membentengi diri dari penularan virus corona, tetapi sepertinya sulit untuk tidak merasakan dampak ekonominya. Sebab, dampak ekonomi dari virus ini memang luar biasa.

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan melihat epidemi virus corona yang masih menyerang dunia, diperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya berada pada kisaran 4,6% sampai 4,9% pada kuartal I-2019.

"Kemungkinan full year juga akan di bawah 5%. Karena epidemi ini belum tuntas, dan kita sudah kehilangan momen di satu semester ini," kata David saat dihubungi CNBC Indonesia, Senin (17/2/2020).

Ekonom Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro mengungkapkan sekitar 50% impor Indonesia dari China adalah barang-barang industri manufaktur yang diperlukan untuk investasi. Disrupsi supply chain regional di Tiongkok akibat corona virus ini tentunya berdampak pada industri di Indonesia, yang input produksinya banyak dari China.

"Banyak perusahaan multinasional asing yang memiliki pusat manufaktur di Tiongkok, yang produksi barangnya diperlukan industri di seluruh dunia termasuk Indonesia," kata Satria kepada CNBC Indonesia, Senin (17/2/2020).


"Tentu perlu ada sinkronisasi kebijakan fiskal-moneter yang lebih cepat dalam merespon ini. Otoritas fiskal di Tiongkok dan Singapura sudah mengumumkan pelebaran defisit anggaran, dan Indonesia seharusnya juga masuk ke dalam "synchronized fiscal easing" yang memang diperlukan untuk meminimalisir dampak melemahnya siklus ekonomi akibat dari virus corona ini," imbuhnya.

Menanti Jokowinomics

Satria kemudian menerangkan, dalam jangka pendek, pemerintah dapat melakukan: Pertama, pemotongan tiket pesawat untuk menstimulasi konsumsi, turisme dan perekonomian daerah. Kedua, stimulus pajak untuk menyokong ekspansi korporasi dan konsumsi domestik.

"Ketiga, memfokuskan stimulus fiskal ke bidang-bidang yang memiliki dampak multiplier tinggi bagi perekonomian, misalnya properti dan perumahan," terang Satria.

Senada dengan Satria, Ekonom INDEF Bhima Yudhistira mengungkapkan pertumbuhan ekonomi diperkirakan 4,3-4,6% pada kuartal I-2020.

"Perlambatan dipengaruhi wabah virus corona yang menghambat motor ekspor, investasi dan konsumsi domestik," katanya.

"Investasi dalam negeri masih wait and see menunggu pembahasan omnibus law perpajakan dan cipta kerja di parlemen," terang Bhima.

Sementara dari sektor lapangan usaha, industri manufaktur terus melemah ditunjukkan oleh penurunan PMI dari 49.5 menjadi 49.3 per Januari 2020 dibanding Desember tahun lalu.

"Yang harus dilakukan pemerintah dan BI adalah merilis paket paket stimulus pada sektor yang terdampak corona," tutur Bhima.

"Bisa berupa pemangkasan suku bunga acuan bank 25-50 bps di kuartal I-2020 maupun insentif perpajakan pada sektor berorientasi ekspor dan pariwisata, melakukan penangguhan pembayaran bunga atau cicilan pokok debitur pariwisata pada bank bank bumn (khususnya di Bali, Lombok dan Manado). Terakhir saya usul tarif maskapai penerbangan khususnya Garuda diturunkan secara signifikan sebagai promo wisatawan domestik untuk menggantikan potensi wisman yang hilang," paparnya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) berjanji akan memberikan diskon besar-besaran kepada wisawatan mancanegara maupun domestik yang melancong ke sejumlah destinasi wisata Indonesia.

Singapura Resesi, Corona Ngeri! Jokowinomics Ada Solusi?Foto: Jokowi kunjungi Sabo Dam, Merapi, 14 Februari 2020/Instagram @jokowi


Stimulus tersebut diberikan untuk memberikan dorongan lebih terhadap sektor pariwisata Indonesia yang dalam beberapa bulan terakhir lesu akibat merebaknya virus corona atau yang disebut Covid-19.

"Ini masih kita hitung bersama untuk memberiklan diskon atau insentif bagi wisatawan mancanegara yaitu 30% dari tarif riil," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (17/2/2020).

Meskipun tidak merinci diskon apa yang dimaksud, Jokowi mengatakan, stimulus tersebut akan diberikan untuk sejumlah destinasi wisata di Indonesia. Jajaran menteri pun diberikan waktu 3 bulan untuk mengkaji rencana tersebut.

Next Page
Steroid BLT
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular