Target Inflasi Bahan Pangan di Kisaran 3-5% Pada 2020

Lidya Julita S, CNBC Indonesia
13 February 2020 15:04
Pemerintah secara resmi menetapkan target inflasi volatile food (harga bahan makanan bergejolak) sebesar 4% plus minus 1% untuk tahun ini.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah secara resmi menetapkan target inflasi volatile food (harga bahan makanan bergejolak) sebesar 4% plus minus 1% atau 3-5% untuk tahun ini. Sedangkan, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 3% plus minus 1%.

Target tersebut ditetapkan pemerintah usai melakukan high level meeting Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) yang dipimpin oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di Kantor Kemenko Perekonomian. Adapun yang hadir dalam rapat ini yakni Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.

"Kenapa ditetapkan? Karena kita tahu faktor penyumbang terbesar (inflasi) adalah bahan makanan yang umumnya volatile food. Ini jadi perhatian pemerintah dalam rangka jaga daya beli dan kesejahteraan masyarakat," ujar Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Iskandar Simorangkir di kantornya, Kamis (13/2/2020).

Selain itu, ia menjelaskan pemerintah juga memutuskan untuk menjaga disparitas baik antar tempat maupun waktu.

"Misal ketika panen harga anjlok, ketika paceklik harganya naik. Ini juga jadi perhatian pemerintah dan BI dalam rangka pengendalian harga. Jadi bukan hanya terbatas pada tempat tapi juga antar waktu," jelasnya.

Apalagi, saat ini Indonesia sebentar lagi akan masuk masa puasa dan lebaran sehingga menjaga stabilitas harga sangat penting dilakukan. Sebab, pada saat masa itu, biasanya harga akan melonjak tinggi.

"Ini juga jadi perhatian pemerintah dalam pengendalian harga-harga menjelang hari besar keagamaan seperti Lebaran dan puasa," kata dia.

Kemudian, pemerintah juga memutuskan peningkatan kelembagaan termasuk digitalisasi pertanian. Ini untuk meningkatkan produktivitas tinggi dan timing yang tepat.

"Termasuk tentunya sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam pengendalian inflasi. Pemerintah juga akan meningkatkan efektivitas daripada kebijakan-kebijakan dalam rangka menjaga daya beli masyarakat. Termasuk dalam rangka front loading anggaran, dalam rangka mencegah penurunan daya beli untuk jaga pertumbuhan ekonomi dengan perhatikan stabilitas harga," ujarnya.


[Gambas:Video CNBC]






(dru) Next Article Harga Cabai-Cabaian Tak Biasanya Naik Tipis, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular