
Jangan Lama-lama Bangun Kilang, Nanti Kebalap Mobil Listrik!
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
12 February 2020 12:28

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berulang kali menunjukkan kekecewaan soal lambatnya pembangunan kilang. Kepala Negara menyebut sudah puluhan tahun Indonesia tidak membangun kilang baru, dan itu tidak bisa diterima.
"Sebetulnya saat pelantikan, habis pelantikan yang (periode) pertama, saya minta kilang ini segera dibangun. Tapi sampai detik ini dari lima (kilang) yang ingin kita kerjakan satu pun nggak ada yang berjalan. Satu pun," tegas Jokowi belum lama ini.
Pembangunan kilang sebenarnya masuk dalam proyek infrastruktur prioritas, baik membangun kilang baru (grassroot) maupun pengembangan kapasitas kilang yang sudah ada (Refinery Development Master Plan/RDMP).
Setidaknya ada enam proyek kilang yang dijanjikan untuk dikebut, yaitu Kilang Dumai, Kilang Balikpapan, Kilang Cilacap, dan kilang Balongan. Ini masih ditambah dengan dua kilang baru yakni kilang Bontang dan kilang Tuban.
Namun, hingga saat ini, ada saja hambatan untuk merealisasikan proyek tersebut. Jokowi, yang mengetahui realitas tersebut kecewa dan jengkel karena merasa selama ini hanya diberikan janji.
"Janji-janji. Dua tahun lagi, tiga tahun lagi, nggak selesai 1% pun. Ini ada yang memang menghendaki kita impor terus," katanya.
Wajar Jokowi jengkel. Indonesia memang mengimpor produk hasil olahan minyak dalam jumlah besar.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor produk olahan minyak (HS 334) sepanjang Januari-November 2019 adalah US$ 11,92 miliar. Selama 2009-2018, rata-rata nilai impor produk olahan minyak adalah US$ 19,4 miliar per tahun.
Uang sebanyak itu 'dibakar' untuk impor gara-gara Indonesia tidak kunjung punya kilang minyak. Padahal kalau bisa dihemat, dampaknya bisa sampai ke stabilitas nilai tukar rupiah.
"Sebetulnya saat pelantikan, habis pelantikan yang (periode) pertama, saya minta kilang ini segera dibangun. Tapi sampai detik ini dari lima (kilang) yang ingin kita kerjakan satu pun nggak ada yang berjalan. Satu pun," tegas Jokowi belum lama ini.
Pembangunan kilang sebenarnya masuk dalam proyek infrastruktur prioritas, baik membangun kilang baru (grassroot) maupun pengembangan kapasitas kilang yang sudah ada (Refinery Development Master Plan/RDMP).
Namun, hingga saat ini, ada saja hambatan untuk merealisasikan proyek tersebut. Jokowi, yang mengetahui realitas tersebut kecewa dan jengkel karena merasa selama ini hanya diberikan janji.
"Janji-janji. Dua tahun lagi, tiga tahun lagi, nggak selesai 1% pun. Ini ada yang memang menghendaki kita impor terus," katanya.
Wajar Jokowi jengkel. Indonesia memang mengimpor produk hasil olahan minyak dalam jumlah besar.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor produk olahan minyak (HS 334) sepanjang Januari-November 2019 adalah US$ 11,92 miliar. Selama 2009-2018, rata-rata nilai impor produk olahan minyak adalah US$ 19,4 miliar per tahun.
Uang sebanyak itu 'dibakar' untuk impor gara-gara Indonesia tidak kunjung punya kilang minyak. Padahal kalau bisa dihemat, dampaknya bisa sampai ke stabilitas nilai tukar rupiah.
Next Page
Bangun Kilang Terlalu Lama Bisa Bahaya
Pages
Most Popular