RI Bakal Bangun 18 Kilang-Tangki Minyak Baru Senilai Rp232 Triliun

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
25 July 2025 14:40
Kilang BBM yang dioperasikan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI). (Dok. PT Kilang Pertamina Internasional (KPI))
Foto: Kilang BBM yang dioperasikan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI). (Dok. PT Kilang Pertamina Internasional (KPI))

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto merencanakan pembangunan kilang dan tangki penyimpanan minyak (oil storage) di berbagai wilayah. Tercatat, ada sebanyak 18 proyek kilang dan tangki minyak yang akan berdiri dari Aceh hingga Papua.

Mengacu datq Kementerian ESDM, proyek ini masuk dalam daftar prioritas hilirisasi dan ketahanan energi nasional dengan investasi mencapai Rp 232 triliun. Terdiri dari proyek kilang senilai Rp 160 triliun dengan serapan tenaga kerja sebanyak 44.000 tenaga kerja, dan proyek tangki minyak senilai Rp 72 triliun dengan serapan tenaga kerja 6.960.

Adapun, proyek pembangunan kilang dan tangki minyak nantinya akan tersebar di 18 wilayah. Seperti Lhokseumawe, Sibolga, Natuna, Cilegon, Sukabumi, Semarang, Surabaya, Sampang, Pontianak, Badung (Bali), Bima, Ende, Makassar, Dongala, Bitung, Ambon, Halmahera Utara, Fakfak.

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia menyerahkan dokumen studi pra-kelayakan untuk proyek hilirisasi dan ketahanan energi nasional kepada Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara).

Dalam kesempatan tersebut, Bahlil mengungkapkan setidaknya terdapat sebanyak 18 proyek yang telah siap masuk tahap pra-kelayakan. Adapun total nilai investasi dari 18 proyek ini mencapai US$ 38,63 miliar atau setara dengan Rp 618,3 triliun.

Bahlil memerinci bahwa dari 18 proyek tersebut, terdiri dari delapan proyek hilirisasi di sektor mineral dan batu bara, dua proyek tentang hilirisasi energi, dua proyek ketahanan energi, tiga proyek hilirisasi pertanian, serta tiga proyek hilirisasi kelautan dan perikanan.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa dalam berbagai kajian pra FS ini, pihaknya sudah melewati sebuah proses yang cukup panjang. Mulai dari diskusi, kajian mendalam antar tim, melibatkan akademisi, dan melibatkan para pelaku usaha.

"Jadi ini sudah lewat, dan kita turun ke lapangan Pak Kepala Danantara, jadi tim satgas kita turun ke lapangan. Jadi memang ini belum sempurna, namanya saja pra-FS," katanya.

Oleh sebab itu, ia pun optimistis di tangan Danantara, sejumlah proyek tersebut akan berjalan lancar. Terlebih Danantara mempunyai kekuatan dari sisi pendanaan.

"Karena kita uangnya setengah-setengah, karena uangnya setengah-setengah jadi penyelesaiannya juga tidak utuh. Tapi saya yakin dan percaya bahwa Danantara di bawah pimpinan Pak Rosan akan semakin paten dan semakin bagus untuk mengeksekusi ini," ujarnya.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Bakal Punya Kilang Minyak Terbesar, Kapasitasnya 500 Ribu Barel

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular