Corona Makin Menggila, Siap-siap RI Bakal Kena Getahnya

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
11 February 2020 14:23
Corona Makin Menggila, Siap-siap RI Bakal Kena Getahnya
Antisipasi Corona Virus di Indonesia. (CNBC Indoensia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Penyebaran virus Corona kian mencemaskan. Jika berlangsung lama, maka Indonesia bakal kena getahnya.

Mengutip data satelit pemetaan ArcGis pada Selasa (11/2/2020) pukul 10:53 WIB, sudah ada 43.108 kasus Corona di seluruh dunia. Korban jiwa sudah lebih dari 1.000 orang, tepatnya 1.018.


Kasus serangan virus Corona memang terbanyak terjadi di China yaitu 42.644. Namun bukan berarti mereka yang berada di luar China bisa berleha-leha. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa kasus Corona di luar China bisa jadi hanya puncak gunung es, tidak menggambarkan kengerian yang sebenarnya.

"Sedikitnya kasus yang terdeteksi di luar China mengindikasikan bahwa penyebaran yang lebih luas. Singkatnya, kita mungkin hanya melihat puncak dari gunung es," tegas Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO, seperti diwartakan Reuters.

Akan tetapi, penyebaran (outbreak) Corona sudah pasti paling dirasakan di China. Ekonomi China bakal kepayahan, karena terbatasnya aktivitas rumah tangga dan dunia usaha.

Oleh karena itu, hampir dapat dipastikan pertumbuhan ekonomi China bakal melambat. National Institute for Finance and Development, lembaga think-tank ekonomi pemerintah China, memperkirakan pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu bisa terpangkas sampai 1 poin persentase pada 2020 gara-gara virus Corona.

"Dampak pada kuartal I mungkin masih bisa teratasi. Namun dalam jangka pendek, dampak epidemi terhadap aktivitias ekonomi tidak bisa dikesampingkan, terutama di bidang industri. Skenario yang ada saat ini adalah pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun bisa berkurang 0,2-1 poin persentase," kata Zeng Gang, Wakil Ketua National Institute for Finance and Development, seperti diberitakan Reuters.


Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan ekonomi China tahun ini tumbuh 6%. Jika terpangkas 0,2-1 poin persentase, maka pertumbuhan ekonomi China akan berada di kisaran 5-5,8%.


Ketika perekonomian China melambat akibat virus Corona, Indonesia pasti akan tertular. Berdasarkan kajian Bank Dunia, setiap perlambatan ekonomi China sebesar 1 poin persentase akan membuat ekonomi Indonesia berkurang 0,3 poin persentase. Jadi kalau ekonomi China berkurang 0,2-1 poin persentase, dampaknya ke Indonesia adalah penurunan 0,06-0,3 poin persentase.

Pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengasumsikan pertumbuhan ekonomi 2020 adalah 5,3%. Angka ini berisiko turun ke kisaran 5,24-5% kalau ekonomi China benar-benar melambat.


China memang negara yang sangat penting bagi Indonesia. Dari sisi perdagangan, China adalah negara tujuan ekspor utama Indonesia.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan ekspor non-migas Indonesia ke China sepanjang 2019 adalah US$ 25,85 miliar. Jumlah itu mencapai 16,68% dari total ekspor non-migas Tanah Air.

Badan Pusat Statistik




Tidak hanya di perdagangan, China juga memegang posisi strategis dalam hal investasi.

Sepanjang 2019, investasi China di Indonesia tercatat senilai US$ 4,74 miliar yang tersebar di 2.130 proyek. China hanya kalah dari Singapura yang berada di posisi pertama.




Oleh karena itu, Indonesia harus waspada. Pemerintah dan otoritas lain harus memastikan bahwa konsumsi domestik cukup kuat untuk membendung dampak eksternal dari perlambatan ekonomi China.

Sayangnya, konsumsi domestik pun belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Ini terlihat dari penjualan ritel yang terkontraksi (tumbuh negatif). Bank Indonesia (BI) memperkirakan penjualan ritel pada Januari 2020 turun 3,1% year-on-year (YoY). Lebih dalam ketimbang kontraksi Desember 2019 yaitu 0,5%.

"Penurunan penjualan eceran disebabkan terutama oleh penjualan kelompok barang budaya dan rekreasi, serta kelompok sandang. Penurunan tersebut sejalan dengan pola konsumsi masyarakat yang kembali normal setelah perayaan terkait Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN)," sebut keterangan tertulis BI.



TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular