Awas, Pertumbuhan Ekonomi Q I-2020 Bisa di Bawah 5% Lagi

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
05 February 2020 14:28
Virus Corona Munculkan Tanda Tanya
Ilustrasi Aktivitas di Pelabuhan (REUTERS/Darren Whiteside)
Namun ada risiko yang bisa membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin melambat. Risiko itu bernama virus Corona.

Virus yang menyebabkan gejala seperti influenza ini berawal dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Seiring libur panjang Tahun Baru Imlek, virus Corona menyebar dengan luas dan cepat karena tingginya mobilitas masyarakat. Imlek memang momen puncak pergerakan warga China, baik antar-kota maupun antar-negara.

Mengutip data satelit pemetaan ArcGis pukul 13:48 WIB, jumlah kasus virus Corona mencapai 24.551 di seluruh dunia di mana 24.338 terjadi di Negeri Tirai Bambu. Korban jiwa semakin bertambah, kini berjumlah 493 orang.


Berdasarkan catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) biaya pengobatan untuk virus Corona di seluruh dunia sudah mencapai US$ 675 juta (Rp 890,41 miliar dengan kurs saat ini). Angka ini belum termasuk dampak sosial dan ekonomi.

Ya, dampak ekonomi akibat penyebaran (outbreak) virus Corona memang tidak bisa dianggap remeh. Pasalnya, virus ini membuat aktivitas ekonomi di Negeri Tirai Bambu seret.

Kalau ada virus mematikan sedang bergentayangan, tentu masyarakat berpikir ribuan kali untuk beraktivitas di luar rumah. Akibatnya, aktivitas produksi dan konsumsi pasti berkurang drastis.


"Awalnya pemerintah China menambah masa libur Imlek selama tiga hari. Namun sesudah itu, jumlah pabrik yang tidak berproduksi semakin banyak. Berbagai provinsi di China menunda aktivitas bisnis," sebut laporan IHS Markit yang dirilis 31 Januari lalu.

Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi China hampir pasti melambat. Berdasarkan riset Morgan Stanley, pertumbuhan ekonomi China bisa terpangkas 0,5-1 poin persentase pada kuartal I-2020 jika virus Corona memuncak pada Februari-Maret.

Menurut kajian Bank Dunia, setiap perlambatan ekonomi China sebesar 1 poin persentase akan membuat ekonomi Indonesia terpangkas 0,3 poin persentase. Jadi kalau ekonomi China melambat 0,5-1 poin persentase, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia berisiko berkurang 0,15-0,3 poin persentase.

Median pertumbuhan ekonomi kuartal I selama 2011-2019 adalah 5,07%. Asumsikan itu adalah proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal I-2020. Jadi kalau ekonomi Indonesia tergerus 0,15-0,3 poin persentase, maka pertumbuhan ekonomi kuartal I-2020 lagi-lagi bisa di bawah 5% yaitu 4,07-4,92%.

Kuartal I-2020 memang baru sepertiga jalan, masih banyak waktu untuk perbaikan dan mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan terburuk akibat penyebaran virus Corona. Waktu yang masih tersisa harus dimanfaatkan dengan baik, jangan sampai menyesal kemudian.



TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/wed)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular