Awas, Pertumbuhan Ekonomi Q I-2020 Bisa di Bawah 5% Lagi

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
05 February 2020 14:28
Damai Dagang AS-China Lahirkan Asa
Ilustrasi Aktivitas di Pelabuhan (REUTERS/Darren Whiteside)
Agak sulit untuk menjawabnya. Masih sangat abu-abu, karena ada sentimen positif dan negatif yang datang bersamaan.

Positifnya, ekspor yang pada kuartal IV-2019 terkontraksi (tumbuh negatif) 0,39% berpeluang membaik pada kuartal I-2020. Kinerja ekspor Indonesia akan terimbas dampak positif damai dagang Amerika Serikat (AS)-China.

Setelah menjalani perang dagang selama nyaris dua tahun, akhirnya Washington dan Beijing meneken perjanjian damai dagang Fase I pertengahan bulan lalu. AS menurunkan bea masuk untuk sejumlah importasi produk China yang awalnya 15% menjadi 7,5% sementara China berkomitmen untuk membeli lebih banyak produk made in USA. Keduanya sudah lebih membuka diri, tidak lagi saling hambat.

Kala produk China lebih lancar masuk ke AS dan demikian pula sebaliknya, maka dunia usaha di dua negara itu akan bersemangat meningkatkan produksi. Di AS, pemesanan produk manufaktur di AS pada Desember 2019 naik 1,8% dibandingkan bulan sebelumnya. Jauh membaik ketimbang November 2019 yang turun 1,2%. Pertumbuhan Desember 2019 menjadi yang terbaik sejak Agustus 2018.

Kemudian angka Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur AS pada Januari 2020 tercatat di 50,9. Naik dibandingkan Desember 2019 yang sebesar 47,8 dan menjadi yang tertinggi sejak Juni. Ini juga menjadi kali pertama PMI AS berada di atas 50.

PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas. Kalau di atas 50, maka dunia usaha sedang ekspansif.


Artinya, permintaan bahan baku dan barang modal dari negara lain akan meningkat. Ada harapan ekspor Indonesia bakal membaik. Kala ekspor membaik, investasi bakal mengikuti. Kalau ekspor dan investasi pulih, biasanya konsumsi rumah tangga ikut terkerek.


(aji/wed)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular