
Jokowi Mau Lifting 1 Juta Barel 2025, Pertamina Sanggup?
Anisatul Umah, CNBC Indonesia
04 February 2020 20:07

Jakarta CNBC Indonesia - Pemerintah ingin mempercepat target lifting minyak 1 juta barel sehari, dari semula di 2030 untuk dicapai di 2025. Direktur Utama Pertamina EP Nanang Abdul Manaf menyebut skenario percepatan ini logis dengan syarat beberapa skenario yang dibuat oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
"Kalau saya logis dengan syarat skenario yang dibuat oleh SKK Migas jalan semua misal onstream Masela tahun berapa benar-benar jalan dan pengembangan lapangan-lapangan tertentu benar terjadi," ungkapnya di Komisi VII DPR RI, Selasa, (4/02/2020).
Nanang menerangkan untuk mencapai lifting minyak 1 juta barel pihaknya sudah menyiapkan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) sampai tahun 2025. "Cuma kami dapat informasi skenario untuk capai 1 juta itu dari mana saja. Kami menetapkan RJPP sampai 2025 seperti apa kami sudah siapkan," imbuhnya.
Lebih lanjut dirinya menerangkan kontribusi tahun 2020 juga akan berdampak pada target lifting minyak. Mulai dari kontribusi pengeboran, work over, pengembangan baru, eksplorasi, dan sebagainya.
"Dari probabilitas sukses ratenya dari bor development kita 80-90% maka kami ambil presentase yang realistis. Dari work over juga sama success ratenya berapa persen dan sebagainya," imbuhnya.
Demi mengebut target ini, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sampai menggelar rapat soal percepatan ini pekan lalu. Ia mengundang beberapa pemangku kepentingan, termasuk pejabat di PT Pertamina (Persero). Salah satunya adalah Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama.
Namun, target 1 juta barel di 2025 ini masih jadi pertanyaan besar bagi sejumlah pihak. Mengingat saat ini rata-rata produksi dan lifting minyak RI bahkan tak sentuh angka 750 ribu barel sehari.
Salah satu yang mempertanyakan soal target ini adalah anggota komisi VII DPR RI dari Fraksi Gerindra Kardaya Warnika. "Bukan tidak percaya, tapi mengingatkan. Mau 1 juta di 2025, 2030 saja pesimis," kata Kardaya yang juga bekas pejabat tinggi di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Sabtu (04/2/2020).
Kardaya bahkan langsung blak-blakan bertanya pada Pertamina EP dan Pertamina Hulu Energi, dua anak usaha PT Pertamina (Persero) yang bergerak di sektor hulu dan pelaksana target tersebut.
"Saya mau tanyakan, 2025 itu bisa kira-kira dari mana gitu? Harus sinkron rencana pemerintah dan pelaksana. Kalau enggak bisa jangan dijawab," katanya.
(gus/gus) Next Article Setoran Migas RI 2019 Merosot, Blok Mahakam Disalahkan
"Kalau saya logis dengan syarat skenario yang dibuat oleh SKK Migas jalan semua misal onstream Masela tahun berapa benar-benar jalan dan pengembangan lapangan-lapangan tertentu benar terjadi," ungkapnya di Komisi VII DPR RI, Selasa, (4/02/2020).
Lebih lanjut dirinya menerangkan kontribusi tahun 2020 juga akan berdampak pada target lifting minyak. Mulai dari kontribusi pengeboran, work over, pengembangan baru, eksplorasi, dan sebagainya.
"Dari probabilitas sukses ratenya dari bor development kita 80-90% maka kami ambil presentase yang realistis. Dari work over juga sama success ratenya berapa persen dan sebagainya," imbuhnya.
Demi mengebut target ini, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sampai menggelar rapat soal percepatan ini pekan lalu. Ia mengundang beberapa pemangku kepentingan, termasuk pejabat di PT Pertamina (Persero). Salah satunya adalah Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama.
Namun, target 1 juta barel di 2025 ini masih jadi pertanyaan besar bagi sejumlah pihak. Mengingat saat ini rata-rata produksi dan lifting minyak RI bahkan tak sentuh angka 750 ribu barel sehari.
Salah satu yang mempertanyakan soal target ini adalah anggota komisi VII DPR RI dari Fraksi Gerindra Kardaya Warnika. "Bukan tidak percaya, tapi mengingatkan. Mau 1 juta di 2025, 2030 saja pesimis," kata Kardaya yang juga bekas pejabat tinggi di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Sabtu (04/2/2020).
Kardaya bahkan langsung blak-blakan bertanya pada Pertamina EP dan Pertamina Hulu Energi, dua anak usaha PT Pertamina (Persero) yang bergerak di sektor hulu dan pelaksana target tersebut.
"Saya mau tanyakan, 2025 itu bisa kira-kira dari mana gitu? Harus sinkron rencana pemerintah dan pelaksana. Kalau enggak bisa jangan dijawab," katanya.
(gus/gus) Next Article Setoran Migas RI 2019 Merosot, Blok Mahakam Disalahkan
Most Popular