
Mengukur Dampak Brexit & Corona bagi Ekonomi RI
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
02 February 2020 15:19

Bank investasi global Goldman Sachs memperkirakan wabah ini dapat memukul perekonomian Negeri Panda hingga 0,4 persen poin pada 2020. Riset lain yang dilakukan S&P menyebutkan, virus corona akan memangkas pertumbuhan ekonomi China 1,2 persen poin.
Jika hal ini terjadi tentu bahaya untuk RI. Mengapa? Karena RI dan China punya hubungan yang erat, baik dalam perdagangan maupun investasi. Dari segi perdagangan China merupakan mitra dagang strategis RI.
Nilai perdagangan China dengan Indonesia pada 2018 sudah mencapai US$ 72,6 miliar atau setara dengan hampir 7% dari PDB Indonesia. Indonesia banyak mengekspor komoditas unggulan bahan bakar mineral seperti batu bara serta berbagai jenis minyak dan lemak baik nabati maupun hewani.
Sementara RI banyak mengimpor barang-barang elektronik seperti ponsel dan aksesorisnya. Tak sampai di situ saja, RI juga mengimpor barang-barang mesin hasil industri manufaktur Negeri Panda.
Di sisi lain China juga merupakan investor strategis untuk RI. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir China terus menggelontorkan dananya dan berinvestasi di Indonesia. China menjadi negara peringkat kedua dalam hal nilai investasinya ke Indonesia pada 2019.
Pada 2015 China menduduki peringkat ke 9 dalam hal total nilai investasi ke Indonesia. Kala itu China menggelontorkan uangnya senilai US$ 630 juta untuk berinvestasi di 1.052 proyek di Indonesia. Selang satu tahun tepatnya pada 2016, peringkat China naik menjadi ranking tiga. Total investasi China ke Indonesia juga bertambah menjadi US$ 2,7 miliar yang menggarap lebih dari 1.700 proyek di Indonesia.
Pada 2019, China sudah menempati urutan kedua sebagai investor asing terbesar di Indonesia. Total uang yang disuntikkan China ke Indonesia mencapai US$ 4,7 miliar untuk menggarap lebih dari 2.000 proyek. Dalam lima tahun terakhir China telah menggelontorkan dananya ke Indonesia sebesar US$ 13,8 miliar.
Oleh karena, dapat dipastikan perlambatan ekonomi di China bakal memukul Indonesia. Berdasarkan kajian Bank Dunia, setiap perlambatan ekonomi China sebesar 1 poin persentase bakal mengurangi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,3 poin persentase.
Pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 mengasumsikan pertumbuhan ekonomi tahun ini 5,3%. Jadi kalau ekonomi China melambat 1,2 poin persentase gara-gara virus Corona, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini berkurang menjadi 4,94%.
Seperti halnya di China, pertumbuhan ekonomi di bawah 5% juga bukan kabar gembira buat Indonesia. Jika terjadi, maka akan menjadi catatan terendah sejak 2016. Oleh karena itu, Indonesia harus waspada. Pemerintah dan otoritas lain harus memastikan bahwa konsumsi domestik cukup kuat untuk membendung dampak eksternal dari perlambatan ekonomi China.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
Jika hal ini terjadi tentu bahaya untuk RI. Mengapa? Karena RI dan China punya hubungan yang erat, baik dalam perdagangan maupun investasi. Dari segi perdagangan China merupakan mitra dagang strategis RI.
Nilai perdagangan China dengan Indonesia pada 2018 sudah mencapai US$ 72,6 miliar atau setara dengan hampir 7% dari PDB Indonesia. Indonesia banyak mengekspor komoditas unggulan bahan bakar mineral seperti batu bara serta berbagai jenis minyak dan lemak baik nabati maupun hewani.
Sementara RI banyak mengimpor barang-barang elektronik seperti ponsel dan aksesorisnya. Tak sampai di situ saja, RI juga mengimpor barang-barang mesin hasil industri manufaktur Negeri Panda.
Di sisi lain China juga merupakan investor strategis untuk RI. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir China terus menggelontorkan dananya dan berinvestasi di Indonesia. China menjadi negara peringkat kedua dalam hal nilai investasinya ke Indonesia pada 2019.
Pada 2015 China menduduki peringkat ke 9 dalam hal total nilai investasi ke Indonesia. Kala itu China menggelontorkan uangnya senilai US$ 630 juta untuk berinvestasi di 1.052 proyek di Indonesia. Selang satu tahun tepatnya pada 2016, peringkat China naik menjadi ranking tiga. Total investasi China ke Indonesia juga bertambah menjadi US$ 2,7 miliar yang menggarap lebih dari 1.700 proyek di Indonesia.
Pada 2019, China sudah menempati urutan kedua sebagai investor asing terbesar di Indonesia. Total uang yang disuntikkan China ke Indonesia mencapai US$ 4,7 miliar untuk menggarap lebih dari 2.000 proyek. Dalam lima tahun terakhir China telah menggelontorkan dananya ke Indonesia sebesar US$ 13,8 miliar.
Oleh karena, dapat dipastikan perlambatan ekonomi di China bakal memukul Indonesia. Berdasarkan kajian Bank Dunia, setiap perlambatan ekonomi China sebesar 1 poin persentase bakal mengurangi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,3 poin persentase.
Pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 mengasumsikan pertumbuhan ekonomi tahun ini 5,3%. Jadi kalau ekonomi China melambat 1,2 poin persentase gara-gara virus Corona, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini berkurang menjadi 4,94%.
Seperti halnya di China, pertumbuhan ekonomi di bawah 5% juga bukan kabar gembira buat Indonesia. Jika terjadi, maka akan menjadi catatan terendah sejak 2016. Oleh karena itu, Indonesia harus waspada. Pemerintah dan otoritas lain harus memastikan bahwa konsumsi domestik cukup kuat untuk membendung dampak eksternal dari perlambatan ekonomi China.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
Pages
Most Popular