
Internasional
Ditembak Katyusha, 50 Tentara AS Cedera Otak?
Redaksi, CNBC Indonesia
30 January 2020 06:54

Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan militer yang dilakukan Iran ke pangkalan militer Amerika serikat di Irak awal Januari lalu ternyata menimbulkan cedera berat pada petugas layanan, termasuk tentara, negara Paman Sam.
Meski Presiden AS Donald Trump sempat mengatakan tak ada cedera serius, nyatanya Pentagon melaporkan sebanyak 50 petugasnya, menderita cedera traumatis pada otak.
Gejala cedera itu, mulai dari sakit kepala, pusing hingga sensitif terhadap cahanya dan mual. Sebanyak 18 orang bahkan telah dikirimkan ke Jerman untuk perawatan lebih lanjut. Sedangkan satu orang lain dikirim ke Kuwait.
"Ini adalah potret waktu (sekarang) dan angka bisa berubah," kata Juru Bicara Petagon letnan Kolonel Thomas Campbell sebagaimana dikutip dari Reuters, Rabu (29/1/2020).
Sementara itu, Kelompok Veteran Perang AS meminta Trump meminta maaf. Pernyataannya soal tak ada korban dikatakan tidak benar.
"(Kami) mengharapkan permintaan maaf dari Presiden kepada para lelaki dan perempuan kami (tentara) atas ucapannya yang salah arah," kata Komandan Nasional Veteran Perang Asing William Schmitz.
Menurut data pentagon, setidaknya ada 408 ribu warga AS yang menderita cedera otak sejak tahun 2000 karena bertugas di daerah konflik.
Sebelumnya, lebih dari lusinan rudal oleh Isarel 8 Januari lalu. Ini merupakan pembalasan pada AS yang menyerang Jenderal Iran Qasem Soleimani hingga tewas.
Pada 3 Januari lalu, AS membunuh Jenderal Iran Qasem Soleimani dengan rudal. Ini dilakukan karena Soleimani dituding sebagai otak dari rawannya Timur Tengah bagi warga dan kepentingan AS.
(sef/sef) Next Article Diserang Trump Lagi, Ini Pernyataan Terbaru Iran
Meski Presiden AS Donald Trump sempat mengatakan tak ada cedera serius, nyatanya Pentagon melaporkan sebanyak 50 petugasnya, menderita cedera traumatis pada otak.
"Ini adalah potret waktu (sekarang) dan angka bisa berubah," kata Juru Bicara Petagon letnan Kolonel Thomas Campbell sebagaimana dikutip dari Reuters, Rabu (29/1/2020).
Sementara itu, Kelompok Veteran Perang AS meminta Trump meminta maaf. Pernyataannya soal tak ada korban dikatakan tidak benar.
Menurut data pentagon, setidaknya ada 408 ribu warga AS yang menderita cedera otak sejak tahun 2000 karena bertugas di daerah konflik.
Sebelumnya, lebih dari lusinan rudal oleh Isarel 8 Januari lalu. Ini merupakan pembalasan pada AS yang menyerang Jenderal Iran Qasem Soleimani hingga tewas.
Pada 3 Januari lalu, AS membunuh Jenderal Iran Qasem Soleimani dengan rudal. Ini dilakukan karena Soleimani dituding sebagai otak dari rawannya Timur Tengah bagi warga dan kepentingan AS.
(sef/sef) Next Article Diserang Trump Lagi, Ini Pernyataan Terbaru Iran
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular