
Internasional
Ini Peta Negara Palestina Baru Ala Trump
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
29 January 2020 15:15

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menghadiri pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Selasa (28/1/2020) waktu setempat. Keduanya bertatap muka di Washington guna meramu proposal terkait perdamaian antara Israel dan Palestina.
Sesaat setelah pertemuan itu, Trump pun mengumbar solusi yang ia buat untuk daerah yang berkonflik tersebut. Melalui Twitter-nya, ia menunjukkan gambar yang ia sebut sebagai masa depan negara Palestina.
"Ini adalah bagaimana negara Palestina terlihat di masa depan, dengan ibu kota di Yerusalem bagian Timur," tulisnya melalui akun @realDonaldTrump.
[Gambas:Twitter]
Cuitan itu ia post dua kali. Pada cuitan pertama ia bahkan memakai bahasa Arab dalam postingannya.
Sebelumnya, ia pun memosting cuitan lain terkait proposal perdamaian ini. Cuitan itu, ia tulis pula dengan bahasa Ibrani.
"Saya akan tetap berdiri bersama negara Israel dan orang-orang Yahudi. Saya sangat mendukung keselamatan dan keamanan mereka dan hak mereka untuk hidup dengan sejarah tumpah darah mereka. Ini waktunya untuk perdamaian," tulisnya lagi.
Langkah Trump ini menimbulkan kemarahan Palestina. Presiden Palestina Mahmud Abbas menyebut peta kesepakatan itu konspirasi dan laik dibuang ke tong sampah.
"Kesepakatan konspirasi ini tak akan bisa dilaksanakan. Kita (Palestina) akan membawa ini ke tong sampah," tegasnya kepada sejumlah wartawan sebagaimana dikutip AFP.
"Saya katakan kepada Trump dan Netanyahu: Yerusalem tidak untuk dijual, semua hak kami tidak untuk dijual dan tidak untuk tawar-menawar. Dan kesepakatan Anda, konspirasi, tidak akan lolos," kata Abbas dalam pidato di Ramallah, di Tepi Barat yang diduduki Israel.
Kelompok militan Islam Hamas, juga melayangkan kritik pedas pada AS.
"Pernyataan Trump agresif dan akan memicu banyak kemarahan," kata pejabat Hamas Sami Abu Zuhri kepada Reuters.
"Pernyataan Trump tentang Yerusalem adalah omong kosong dan Yerusalem akan selalu menjadi tanah bagi Palestina."
Palestina juga menganggap AS tidak bisa lagi dianggap sebagai mediator. Karena beberapa keputusan Trump belakangan lebih menguntungkan Israel dan merugikan Palestina.
Sementara itu, Arab Saudi mengatakan menghargai upaya AS dengan proposal perdamaian ini. Bahkan meminta Trump segera memulai pembicaraan dengan Israel dan Palestina.
"Kerajaan mengapresiasi usaha pemerintahan Presiden AS Donald Trump untuk membangun proposal perdamaian yang komprehensif," kata Kementerian Luar Negeri Saudi dalam sebuah pernyataan.
Meski demikian dalam laporan Saudi Press Agency, Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud dikabarkan telah berkomunikasi dengan Presiden Abbas. Raja Saudi itu menegaskan posisi negara kaya minyak itu yang mendukung hak-hak warga Palestina.
Konflik antara Israel dan Palestina dimulai sejak 1948. Dari saat itu hingga kini, kedua negara tersebut kerap berkonflik dan tak jarang saling serang senjata satu sama lain.
(sef/sef) Next Article Makin Susut, Ini Gambar Peta Palestina Baru Buatan Trump
Sesaat setelah pertemuan itu, Trump pun mengumbar solusi yang ia buat untuk daerah yang berkonflik tersebut. Melalui Twitter-nya, ia menunjukkan gambar yang ia sebut sebagai masa depan negara Palestina.
"Ini adalah bagaimana negara Palestina terlihat di masa depan, dengan ibu kota di Yerusalem bagian Timur," tulisnya melalui akun @realDonaldTrump.
[Gambas:Twitter]
Sebelumnya, ia pun memosting cuitan lain terkait proposal perdamaian ini. Cuitan itu, ia tulis pula dengan bahasa Ibrani.
"Saya akan tetap berdiri bersama negara Israel dan orang-orang Yahudi. Saya sangat mendukung keselamatan dan keamanan mereka dan hak mereka untuk hidup dengan sejarah tumpah darah mereka. Ini waktunya untuk perdamaian," tulisnya lagi.
Langkah Trump ini menimbulkan kemarahan Palestina. Presiden Palestina Mahmud Abbas menyebut peta kesepakatan itu konspirasi dan laik dibuang ke tong sampah.
"Kesepakatan konspirasi ini tak akan bisa dilaksanakan. Kita (Palestina) akan membawa ini ke tong sampah," tegasnya kepada sejumlah wartawan sebagaimana dikutip AFP.
"Saya katakan kepada Trump dan Netanyahu: Yerusalem tidak untuk dijual, semua hak kami tidak untuk dijual dan tidak untuk tawar-menawar. Dan kesepakatan Anda, konspirasi, tidak akan lolos," kata Abbas dalam pidato di Ramallah, di Tepi Barat yang diduduki Israel.
Kelompok militan Islam Hamas, juga melayangkan kritik pedas pada AS.
"Pernyataan Trump agresif dan akan memicu banyak kemarahan," kata pejabat Hamas Sami Abu Zuhri kepada Reuters.
"Pernyataan Trump tentang Yerusalem adalah omong kosong dan Yerusalem akan selalu menjadi tanah bagi Palestina."
Palestina juga menganggap AS tidak bisa lagi dianggap sebagai mediator. Karena beberapa keputusan Trump belakangan lebih menguntungkan Israel dan merugikan Palestina.
Sementara itu, Arab Saudi mengatakan menghargai upaya AS dengan proposal perdamaian ini. Bahkan meminta Trump segera memulai pembicaraan dengan Israel dan Palestina.
"Kerajaan mengapresiasi usaha pemerintahan Presiden AS Donald Trump untuk membangun proposal perdamaian yang komprehensif," kata Kementerian Luar Negeri Saudi dalam sebuah pernyataan.
Meski demikian dalam laporan Saudi Press Agency, Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud dikabarkan telah berkomunikasi dengan Presiden Abbas. Raja Saudi itu menegaskan posisi negara kaya minyak itu yang mendukung hak-hak warga Palestina.
Konflik antara Israel dan Palestina dimulai sejak 1948. Dari saat itu hingga kini, kedua negara tersebut kerap berkonflik dan tak jarang saling serang senjata satu sama lain.
(sef/sef) Next Article Makin Susut, Ini Gambar Peta Palestina Baru Buatan Trump
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular