
Internasional
Dimusuhi AS, Iran Diguyur China Investasi Miliaran Dolar
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
22 January 2020 15:36

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah perselisihan sengit yang sedang berlangsung antara Iran dengan Amerika Serikat (AS), China ternyata mendapat banyak 'keuntungan'.
Ini terjadi karena Iran dikabarkan menerima banyak investasi dari negara yang sedang terlibat perang dagang dengan AS itu.
Menurut The American Enterprise Institute, China telah menginvestasikan US$ 26,92 miliar atau sekitar RP 377 triliun (estimasi kurs Rp 14.000) di Iran dari 2005 hingga 2019.
"Dari total volume investasi itu, sebesar US$ 1,53 miliar di industri kimia, US$ 11,1 miliar di sektor energi, US$ 4,96 miliar di logam, US$ 160 juta ke sektor real estat, US$ 6,92 miliar untuk sektor transportasi dan US$ 2,25 miliar di utilitas," kata lembaga itu, sebagaimana dilaporkan The Iran Project.
Selain di Iran, dalam kurun waktu yang sama, China juga banyak berinvestasi di negara lainnya di kawasan. Di antaranya adalah US$ 56,33 miliar di Pakistan, US$ 3,48 miliar di Afghanistan, US$ 6,8 miliar di Turkmenistan, US$ 1,92 miliar di Azerbaijan, US$ 15,96 miliar di Turki, US$ 23,95 miliar di Irak, US$ 41,16 miliar di Arab Saudi dan US$ 34,7 miliar di Uni Emirat Arab (UEA).
"Nilai investasi dan konstruksi luar negeri China jika dijumlahkan sejak 2005 melebihi US$ 2 triliun." jelas lembaga itu.
"(Namun) pada tahun 2019, ukuran rata-rata transaksi konstruksi China di luar negeri menyusut dan investasi langsung jatuh. Investasi Greenfield dan Inisiatif Belt and Road menjadi relatif lebih penting." tambahnya.
Sebagai informasi, perselisihan antara Iran dan AS meningkat sejak awal tahun ini, setelah AS melakukan serangan udara yang menewaskan orang-orang penting Iran, termasuk Jenderal Qassem Soleimani. Pemimpin pasukan Quds itu tewas dalam serangan drone AS di Bandara Internasional Baghdad pada 3 Januari.
Setelahnya, Iran melakukan pembalasan dengan meluncurkan serangan rudal ke pangkalan militer dan kedutaan besar AS di Irak.
(sef/sef) Next Article Hati-Hati, Nuklir Iran Panas Lagi!
Ini terjadi karena Iran dikabarkan menerima banyak investasi dari negara yang sedang terlibat perang dagang dengan AS itu.
Menurut The American Enterprise Institute, China telah menginvestasikan US$ 26,92 miliar atau sekitar RP 377 triliun (estimasi kurs Rp 14.000) di Iran dari 2005 hingga 2019.
Selain di Iran, dalam kurun waktu yang sama, China juga banyak berinvestasi di negara lainnya di kawasan. Di antaranya adalah US$ 56,33 miliar di Pakistan, US$ 3,48 miliar di Afghanistan, US$ 6,8 miliar di Turkmenistan, US$ 1,92 miliar di Azerbaijan, US$ 15,96 miliar di Turki, US$ 23,95 miliar di Irak, US$ 41,16 miliar di Arab Saudi dan US$ 34,7 miliar di Uni Emirat Arab (UEA).
"Nilai investasi dan konstruksi luar negeri China jika dijumlahkan sejak 2005 melebihi US$ 2 triliun." jelas lembaga itu.
"(Namun) pada tahun 2019, ukuran rata-rata transaksi konstruksi China di luar negeri menyusut dan investasi langsung jatuh. Investasi Greenfield dan Inisiatif Belt and Road menjadi relatif lebih penting." tambahnya.
Sebagai informasi, perselisihan antara Iran dan AS meningkat sejak awal tahun ini, setelah AS melakukan serangan udara yang menewaskan orang-orang penting Iran, termasuk Jenderal Qassem Soleimani. Pemimpin pasukan Quds itu tewas dalam serangan drone AS di Bandara Internasional Baghdad pada 3 Januari.
Setelahnya, Iran melakukan pembalasan dengan meluncurkan serangan rudal ke pangkalan militer dan kedutaan besar AS di Irak.
(sef/sef) Next Article Hati-Hati, Nuklir Iran Panas Lagi!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular