
Penyaluran Kredit Baru Melambat, Tanda Ekonomi Lesu?
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
16 January 2020 14:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) mencatat kinerja penyaluran kredit baru pada 2019 tak sebaik 2017 dan 2019. Permintaan kredit baru yang melambat mencerminkan kondisi perekonomian yang lesu.
Survei Perbankan Bank Indonesia (SPBI) mencatat saldo bersih tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru perbankan kuartal IV-2019 sebesar 70,6%. Angka ini lebih tinggi dibanding kuartal sebelumnya yakni 68,3%. Namun angka tersebut masih lebih rendah dibanding tiga tahun ke belakang (2016-2018).
Kalau dicermati secara kuartalan, penyaluran kredit baru di sepanjang tahun 2019 juga tak sebesar tahun 2018 maupun tahun 2017. Penyaluran kredit kuartal I-2019 masih lebih rendah dari periode yang sama tahun 2018. Hal tersebut tercermin dari SBT penyaluran kredit baru 2018 dan 2019 masing-masing sebesar 75,9% dan 57,8%.
Pada kuartal II-2019, penyaluran kredit baru juga lebih rendah dibanding penyaluran kredit baru pada 2016-2018. Sementara penyaluran kredit baru kuartal III-2019 juga lebih rendah dibanding periode yang sama tahun 2017.
Kalau dicermati, jelang tahun politik 2019 penyaluran kredit baru tak sebesar periode-periode sebelumnya. Hal ini dapat dicermati dari angka SBT mulai dari kuartal III-2018 hingga kuartal II-2019.
Ditinjau dari jenis kreditnya, penyaluran kredit baru untuk jenis Kredit Modal Kerja (KMK) pada 2019 tak sebesar tahun sebelumnya. Sementara untuk jenis kredit investasi (KI) penurunan SBT teramati pada kuartal III dan IV 2019 dibanding tahun 2018. Untuk penyaluran kredit konsumsi (KK) masih positif dan tumbuh tercermin dari angka SBT-nya.
Usut punya usut, perlambatan penyaluran kredit baru terutama jenis KMK dan KI disinyalir karena permintaan kredit yang melambat dari sisi korporasi. Hal ini diungkapkan langsung oleh Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pada November lalu.
"Kami mendiskusikan faktor-faktor yang mendorong atau menyebabkan pertumbuhan kredit masih melambat, kami berkesimpulan bahwa ini lebih banyak dipengaruhi oleh masih lemahnya permintaan kredit yang dari sisi korporasi hingga saat ini masih belum kuat," ujar Perry Warjiyo, di Gedung BI, Jakarta, Kamis (21/11/2019).
Perlambatan permintaan kredit baru terutama untuk KMK dan KI mengindikasikan bahwa korporasi sedang menahan diri untuk melakukan ekspansi bisnisnya. Banyak peristiwa yang membuat penyaluran kredit baru melambat.
Survei Perbankan Bank Indonesia (SPBI) mencatat saldo bersih tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru perbankan kuartal IV-2019 sebesar 70,6%. Angka ini lebih tinggi dibanding kuartal sebelumnya yakni 68,3%. Namun angka tersebut masih lebih rendah dibanding tiga tahun ke belakang (2016-2018).
Kalau dicermati secara kuartalan, penyaluran kredit baru di sepanjang tahun 2019 juga tak sebesar tahun 2018 maupun tahun 2017. Penyaluran kredit kuartal I-2019 masih lebih rendah dari periode yang sama tahun 2018. Hal tersebut tercermin dari SBT penyaluran kredit baru 2018 dan 2019 masing-masing sebesar 75,9% dan 57,8%.
Kalau dicermati, jelang tahun politik 2019 penyaluran kredit baru tak sebesar periode-periode sebelumnya. Hal ini dapat dicermati dari angka SBT mulai dari kuartal III-2018 hingga kuartal II-2019.
Ditinjau dari jenis kreditnya, penyaluran kredit baru untuk jenis Kredit Modal Kerja (KMK) pada 2019 tak sebesar tahun sebelumnya. Sementara untuk jenis kredit investasi (KI) penurunan SBT teramati pada kuartal III dan IV 2019 dibanding tahun 2018. Untuk penyaluran kredit konsumsi (KK) masih positif dan tumbuh tercermin dari angka SBT-nya.
![]() |
Usut punya usut, perlambatan penyaluran kredit baru terutama jenis KMK dan KI disinyalir karena permintaan kredit yang melambat dari sisi korporasi. Hal ini diungkapkan langsung oleh Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pada November lalu.
"Kami mendiskusikan faktor-faktor yang mendorong atau menyebabkan pertumbuhan kredit masih melambat, kami berkesimpulan bahwa ini lebih banyak dipengaruhi oleh masih lemahnya permintaan kredit yang dari sisi korporasi hingga saat ini masih belum kuat," ujar Perry Warjiyo, di Gedung BI, Jakarta, Kamis (21/11/2019).
Perlambatan permintaan kredit baru terutama untuk KMK dan KI mengindikasikan bahwa korporasi sedang menahan diri untuk melakukan ekspansi bisnisnya. Banyak peristiwa yang membuat penyaluran kredit baru melambat.
Next Page
Tanda Ekonomi Lesu
Pages
Most Popular