Sedih, Sampai 3 Bulan Lagi Dunia Usaha Belum Bergairah

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
10 December 2019 06:46
BI menilai kondisi dunia usaha masih belum bergairah. Ini yang membuat pertumbuhan kredit diramal hanya 8% pada 2019.
Ilustrasi Teller Bank (CNBC Indonesia/M Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) menilai kondisi dunia usaha masih belum bergairah. Ini yang membuat pertumbuhan kredit diramal hanya 8% pada 2019.

Sejak awal tahun, BI sudah menurunkan suku bunga acuan empat kali atau 100 basis poin (bps). Namun suku bunga deposito hanya turun 30%, sementara kredit lebih sedih lagi yaitu cuma 10-13 bps.


Ternyata masalah bukan hanya di sisi pasokan. Permintaan kredit juga terlihat melambat.

Pada September, pertumbuhan penyaluran kredit hanya 7,89% year-on-year (YoY). Sepanjang 2019, pertumbuhan kredit diperkirakan hanya 8% bahkan bisa saja lebih rendah dari itu.

"Saat suku bunga turun, penyaluran kreditnya juga turun. Masalahnya demand yang tidak ada," ujar Dody Budi Waluyo, Deputi Gubernur BI, kala berbincang dengan awak Detik Network di Gedung Transmedia, Jakarta, Senin (9/12/2019).

Selain menurunkan suku bunga acuan, lanjut Dody, BI juga sudah menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) dua kali masing-masing 50 bps. Setiap penurunan GWM tersebut diperkirakan mampu menambah iikuiditas perbankan sampai Rp 26 triliun.


"GWM sudah turun dua kali, BI juga buka ruang repo setiap hari. Isunya bank menyimpan dana di SBN (Surat Berharga Negara) instead of lending ke sektor riil. Demand memang belum kuat," ungkap Dody.

Tidak hanya permintaan kredit perbankan, perlambatan juga terjadi di 'lapak' lainnya. "Kita menghadapi kebutuhan financing yang berkurang. Penerbitan bonds, IPO, pinjaman, itu melambat seiring perlambatan ekonomi," kata Dody.

Namun, bukan berarti korporasi diam menerima nasib. Dody melihat ada kecenderungan korporasi menggunakan dana sendiri untuk melakukan ekspansi. Ini membuat ekonomi domestik tetap tumbuh, meski dalam laju yang melambat.

"Ekspektasi kita masih belum ada improvement dalam tiga bulan ke depan. Namun kan nanti berubah, ekspektasi bisa berubah," kata Dody.


[Gambas:Video CNBC]




(aji/sef) Next Article Pertumbuhan Kredit Baru di Q3-2019 Melambat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular