Internasional

Bukan Cuma AS-Iran, China-Taiwan juga Terancam Perang

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
15 January 2020 16:21
China dan Taiwan kini bersitegang. China menilai Taiwan adalah bagian dari negara tersebut dan akan mengenakan cara paksa jika untuk merebut kawasan itu.
Foto: Presiden Taiwan Tsai Ing-wen (REUTERS/Tyrone Siu)
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mengecam pemerintahan China. Perempuan yang baru memenangkan kembali jabatan sebagai presiden itu mengatakan Beijing harus berfikir ulang, soal klaim terhadap negara tersebut.

"Kami tidak perlu menyatakan diri kami sebagai negara merdeka," katanya dalam wawancara sebagaimana dikutip dari AFP, Rabu (15/1/2020). "Kami sudah menjadi negara merdeka dan menyebut diri kami Republik China, Taiwan."


Pernyataan itu ia keluarkan saat China bersikukuh menyatakan Taiwan adalah bagian negeri Panda dan bukan negara sendiri. China bahkan terang-terangan mengancam akan merebut kembali Taiwan, meski harus dengan paksaan.

Pemerintahan Taiwan, dalam 70 tahun terakhir, sebenarnya telah berjalan secara terpisah dari China daratan. Wilayah bekas pimpinan diktator Chiang Kai-shek itu berubah menjadi salah satu negara demokrasi paling progresif di Asia sejak 1980-an.

Namun begitu, baru segelintir negara yang secara diplomatis mengakuinya sebagai sebuah negara terpisah dari China. Mengutip laporan di media yang sama, hasil jajak pendapat menunjukkan semakin banyak warga Taiwan yang menolak gagasan bahwa pulau itu adalah bagian dari China.

"Kami memiliki identitas terpisah dan kami adalah negara kami sendiri," kata Tsai lagi. "Kami laik dihormati oleh China."


Menanggapi ini, Menteri Luar Negeri China Wang Yi menyampaikan kemarahannya. Ia memperingatkan bahwa Tsai akan menyesal jika mendorong Taiwan menuju kemerdekaan.

"Memecah negara ini akan berarti ditakdirkan untuk meninggalkan nama buruk yang abadi," kata Wang Yi minggu ini.

Sementara itu, Tsai juga mendapat kecaman dari media pemerintah, yang menuduhnya memenangkan pemilihan melalui penipuan. Namun media itu tidak mengutip bukti.

Tsai menanggapi kecaman itu dengan santai. Ia hanya meminta China menghormati keinginan pemilih Taiwan.

"Saya berharap pihak China dapat memahami pendapat secara mendalam dan akan diungkapkan oleh orang-orang Taiwan dalam pemilihan ini dan dapat meninjau beberapa kebijakan mereka saat ini," katanya kepada wartawan.

Di sisi lain, Reuters melaporkan bahwa militer Taiwan telah bersiap siaga kalau-kalau China tiba-tiba melakukan serangan untuk merebut wilayah itu.

Militer Taiwan terus melakukan latihan di selat Taiwan dengan menggunakan pesawat tempur F-16V yang bisa menembakkan rudal.

"Jika sesuatu terjadi dan kami dibutuhkan, kami dapat berjuang," kata Yen Hsiang-sheng, pilot dan letnan kolonel yang pernah melakukan pelatihan penerbangan di pangkalan Luke Air Force di Amerika Serikat (AS).

[Gambas:Video CNBC]





(sef/sef) Next Article Selat Formosa Tegang, China Ancam 'Reunifikasi' Taiwan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular