Internasional
Selat Formosa Tegang, China Ancam 'Reunifikasi' Taiwan
Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
22 October 2019 13:22

Jakarta, CNBC Indonesia- China menyerukan untuk reunifikasi (penyatuan kembali) Taiwan dengan China daratan. Menteri Pertahanan China Jenderal Wei Fenghe menegaskan, tidak ada kompromi dan tidak ada kekuatan yang bisa menghentikan langkah ini.
Apalagi, selama ini, Taiwan dipandang China sebagai provinsi pemberontak setelah perang saudara terjadi di tahun 1949. Bahkan langkah memaksa bisa diambil Beijing jika perlu.
"China adalah satu-satunya negara besar di dunia yang belum mencapai penyatuan kembali secara penuh," katanya dalam pertemuan dengan pejabat pertahanan Asia, sebagaimana dilansir dari The Economic Times, Selasa (22/10/2019).
"Itu adalah sesuatu yang tak seorang pun, dan tidak ada kekuatan yang bisa menghentikan,".
Wei Fenghe melanjutkan China ingin mempromosikan hubungan lintas-selat yang damai. Meski demikian, negara itu tidak akan pernah membiarkan "separatis" Taiwan melakukan gerakan gegabah dan menganggu.
"Terlibat dalam separatisme hanya akan menjadi jalan buntu," katanya lagi.
Hubungan antara Taipei dan Beijing makin memburuk sejak terpilihnya Presiden Taiwan Tsai Ing-wen pada 2016. Tsai dengan tegas menolak pernyataan bahwa Taiwan adalah bagian dari "one China".
Sejak itu, China membuat Taipe kehilangan sejumlah sekutu. Alhasil pengakuan pada berdirinya negara itu makin sedikit.
Komentarnya Wei Fenghe muncul setelah beberapa minggu China melakukan parade militer besar-besaran di Beijing, untuk menandai peringatan ke-70 berdirinya Republik Rakyat China.
Parade ini memamerkan beberapa senjata militer berteknologi tinggi terbaru di negara itu. Termasuk rudal balistik baru, drone supersonik, dan tank medan perang generasi baru.
Wei Fenghe juga mengulangi pernyataan Beijing bahwa Kepulauan Diaoyu di Laut Cina Timur dan pulau-pulau yang disengketakan di Laut China Selatan adalah bagian yang melekat dari wilayah China.
"Kita tidak bisa kehilangan satu inci pun dari tanah yang ditinggalkan oleh nenek moyang kita," ujarnya.
Beijing mengklaim sebagian besar Laut China Selatan, perairan yang juga diperebutkan oleh Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei, dan Taiwan, adalah miliknya.
Bukan hanya itu, pulau-pulau Diaoyu yang tidak berpenghuni, yang juga diklaim oleh Jepang dan dikenal sebagai Senkakus, juga diakui Beijing.
Terlepas dari klaim teritorialnya yang tanpa kompromi, Wei Fenghe bersikeras bahwa ambisi militer China tidak agresif.
"Perkembangan China tidak akan menimbulkan ancaman bagi negara mana pun," katanya.
(sef/sef) Next Article Taiwan Tembak Rudal, Laut China Selatan Memanas
Apalagi, selama ini, Taiwan dipandang China sebagai provinsi pemberontak setelah perang saudara terjadi di tahun 1949. Bahkan langkah memaksa bisa diambil Beijing jika perlu.
"China adalah satu-satunya negara besar di dunia yang belum mencapai penyatuan kembali secara penuh," katanya dalam pertemuan dengan pejabat pertahanan Asia, sebagaimana dilansir dari The Economic Times, Selasa (22/10/2019).
Wei Fenghe melanjutkan China ingin mempromosikan hubungan lintas-selat yang damai. Meski demikian, negara itu tidak akan pernah membiarkan "separatis" Taiwan melakukan gerakan gegabah dan menganggu.
"Terlibat dalam separatisme hanya akan menjadi jalan buntu," katanya lagi.
Hubungan antara Taipei dan Beijing makin memburuk sejak terpilihnya Presiden Taiwan Tsai Ing-wen pada 2016. Tsai dengan tegas menolak pernyataan bahwa Taiwan adalah bagian dari "one China".
Sejak itu, China membuat Taipe kehilangan sejumlah sekutu. Alhasil pengakuan pada berdirinya negara itu makin sedikit.
Komentarnya Wei Fenghe muncul setelah beberapa minggu China melakukan parade militer besar-besaran di Beijing, untuk menandai peringatan ke-70 berdirinya Republik Rakyat China.
Parade ini memamerkan beberapa senjata militer berteknologi tinggi terbaru di negara itu. Termasuk rudal balistik baru, drone supersonik, dan tank medan perang generasi baru.
Wei Fenghe juga mengulangi pernyataan Beijing bahwa Kepulauan Diaoyu di Laut Cina Timur dan pulau-pulau yang disengketakan di Laut China Selatan adalah bagian yang melekat dari wilayah China.
"Kita tidak bisa kehilangan satu inci pun dari tanah yang ditinggalkan oleh nenek moyang kita," ujarnya.
Beijing mengklaim sebagian besar Laut China Selatan, perairan yang juga diperebutkan oleh Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei, dan Taiwan, adalah miliknya.
Bukan hanya itu, pulau-pulau Diaoyu yang tidak berpenghuni, yang juga diklaim oleh Jepang dan dikenal sebagai Senkakus, juga diakui Beijing.
Terlepas dari klaim teritorialnya yang tanpa kompromi, Wei Fenghe bersikeras bahwa ambisi militer China tidak agresif.
"Perkembangan China tidak akan menimbulkan ancaman bagi negara mana pun," katanya.
(sef/sef) Next Article Taiwan Tembak Rudal, Laut China Selatan Memanas
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular