Internasional
Jejak Soleimani, Pemicu Perang Dunia III yang Buat AS Gemetar
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
07 January 2020 07:32

Pria bernama lengkap Qassem Soleimani adalah sosok paling penting nomor dua di Iran dan dikenal sebagai tokoh revolusioner Iran. Mantan pekerja konstruksi itu juga sangat dikenal dan disegani di luar negeri, terutama di antara negara-negara Timur Tengah seperti Irak, Suriah dan Libanon karena pengaruhnya yang sangat besar.
Soleimani yang berusia 62 tahun itu juga dikenal sebagai pemimpin Garda Revolusi Iran, memikul tanggung jawab atas operasi rahasia Iran di luar negeri. Sejumlah analis bahkan menilai Soleimani memiliki pengaruh diplomatik yang lebih besar ketimbang Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif.
Dalam sejarahnya, karir kemiliteran Soleimani dimulai tak lama setelah Revolusi Iran pada tahun 1979. Soleimani juga merupakan sosok yang turut serta membentuk Republik Islam Iran.
"Lebih dari siapapun, Soleimani bertanggung jawab atas penciptaan 'arc of influence' atau 'axis of resistance' yang membentuk dari Teluk Oman melalui Irak, Suriah, dan Lebanon hingga pantai timur Laut Mediterania," kata eks-agen FBI Ali Soufan.
Pada akhir 1990-an, Soleimani diberi kendali atas Pasukan Quds, sayap Garda Revolusi Iran yang dikhususkan untuk urusan eksternal. Pasukan Quds memiliki sejarah panjang, termasuk membantu pendirian Hezbollah di Lebanon pada awal 1980-an. Di bawah kepemimpinan Soleimani, mereka memperluas pengaruh di wilayah tersebut.
Setelah invasi AS ke Irak berhasil menggulingkan Presiden Irak Saddam Hussein 2003, Pasukan Quds mulai membantu milisi Syiah di negara itu tatkala mereka berperang melawan pasukan AS.
Pengaruh Soleimani selaku pemimpin Pasukan Quds tidak hanya terasa di Timur Tengah. Soleimani juga dikenal sebagai pahlawan perang dan patriot, yang rela mempertaruhkan nyawanya untuk meminimalisir jumlah korban yang ikut berperang dalam perang Iran-Irak tahun 1980-an, sebagaimana dilaporkan Institut Perusahaan Publik Amerika untuk Riset Kebijakan Publik 2011.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melakukan pembekuan aset dan mengeluarkan larangan perjalanan pada tahun 2007 terhadap Soleimani. Sementara AS menjatuhi pria yang dikenal di negeri Barat sebagai 'komandan bayangan' itu dengan sanksi sebagai tanggapan atas dugaan keterlibatannya dalam perang Suriah pada tahun 2011.
Mengutip laporan CNN, Soleimani dikenal sebagai orang yang pemberani, kharismatik dan dicintai oleh pasukannya. Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, bahkan pernah memanggilnya "martir revolusi yang hidup". Namun, Amerika Serikat mengenalnya sebagai pembunuh yang kejam dan Pasukan Pengawal Revolusi Quds yang dipimpinnya dijuluki organisasi teroris asing oleh AS.
"Soleimani juga telah dikenal sebagai pembunuh oleh banyak pejabat pemerintah AS, mulai dari pengacara pribadi Presiden Donald Trump Rudy Giuliani hingga Senator Elizabeth Warren, D-Mass." tulis NBC, Rabu lalu.
Beberapa tahun lalu, Ia juga dikaitkan dengan upaya pembunuhan Duta Besar Arab Saudi untuk AS di sebuah restoran Italia di Georgetown.
(sef/sef)
Soleimani yang berusia 62 tahun itu juga dikenal sebagai pemimpin Garda Revolusi Iran, memikul tanggung jawab atas operasi rahasia Iran di luar negeri. Sejumlah analis bahkan menilai Soleimani memiliki pengaruh diplomatik yang lebih besar ketimbang Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif.
Dalam sejarahnya, karir kemiliteran Soleimani dimulai tak lama setelah Revolusi Iran pada tahun 1979. Soleimani juga merupakan sosok yang turut serta membentuk Republik Islam Iran.
Pada akhir 1990-an, Soleimani diberi kendali atas Pasukan Quds, sayap Garda Revolusi Iran yang dikhususkan untuk urusan eksternal. Pasukan Quds memiliki sejarah panjang, termasuk membantu pendirian Hezbollah di Lebanon pada awal 1980-an. Di bawah kepemimpinan Soleimani, mereka memperluas pengaruh di wilayah tersebut.
Setelah invasi AS ke Irak berhasil menggulingkan Presiden Irak Saddam Hussein 2003, Pasukan Quds mulai membantu milisi Syiah di negara itu tatkala mereka berperang melawan pasukan AS.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melakukan pembekuan aset dan mengeluarkan larangan perjalanan pada tahun 2007 terhadap Soleimani. Sementara AS menjatuhi pria yang dikenal di negeri Barat sebagai 'komandan bayangan' itu dengan sanksi sebagai tanggapan atas dugaan keterlibatannya dalam perang Suriah pada tahun 2011.
Mengutip laporan CNN, Soleimani dikenal sebagai orang yang pemberani, kharismatik dan dicintai oleh pasukannya. Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, bahkan pernah memanggilnya "martir revolusi yang hidup". Namun, Amerika Serikat mengenalnya sebagai pembunuh yang kejam dan Pasukan Pengawal Revolusi Quds yang dipimpinnya dijuluki organisasi teroris asing oleh AS.
"Soleimani juga telah dikenal sebagai pembunuh oleh banyak pejabat pemerintah AS, mulai dari pengacara pribadi Presiden Donald Trump Rudy Giuliani hingga Senator Elizabeth Warren, D-Mass." tulis NBC, Rabu lalu.
Beberapa tahun lalu, Ia juga dikaitkan dengan upaya pembunuhan Duta Besar Arab Saudi untuk AS di sebuah restoran Italia di Georgetown.
![]() |
(sef/sef)
Next Page
Alasan AS 'Takut' pada Soleimani
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular