
Ibu Kota Pindah, Apa Bisa Banjir Seperti Jakarta?
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
03 January 2020 14:46

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyiapkan sejumlah antisipasi banjir di lokasi ibu kota baru. Ia berjanji lokasi ibu kota negara (IKN) baru di Kalimantan Timur dijamin bebas banjir.
"Secara paleo-hidrologinya, dari sejarah hidrologinya enggak ada [banjir]. Bencananya juga minim," kata Basuki di Kantor Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Jumat (3/1/20).
Kendati demikian, jika ada perubahan perilaku terhadap lingkungan, Basuki menyebut bisa saja terjadi banjir. Karena itu, ada persiapan yang disisipkan dalam basic design IKN.
"Nagara Rimba Nusa itu dia dengan konsep air, walaupun tidak di kelilingi laut tapi dikelilingi oleh air," tandasnya.
Dia sudah menghitung pula, 70% dari lahan IKN merupakan wilayah hijau. Penetapan bangunan untuk gedung dan perumahan juga bakal memperhatikan aspek ini.
"Sudah dihitung berapa jumlah penduduknya yang akan ada di situ, 2,75 juta. Kan ada KIPP (Kawasan Inti Pusat Pemerintahan) intinya, ada kawasan ibu kota, ada perluasannya. Menjadi berapa," tandasnya.
Kawasan IKN sendiri meliputi sejumlah zona. Pertama, desain Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) dengan luas area 2.000 - 6.000 hektare. Kedua, Kawasan Ibu Kota Negara (K-IKN) dengan luas area ±40.000 hektare. Ketiga, Kawasan Perluasan Ibu Kota Negara (KP-IKN) dengan luas total area hingga ±180.000 hektare (termasuk perluasan KIPP dan K-IKN).
Pemerintah juga menyiapkan drainase, sistem manajemen banjir, hingga pembangunan pembangkit listrik energi baru terbarukan. Dari data Kementerian PUPR kebutuhan konsumsi air diasumsikan 300 liter/hari/orang.
Adapun kebutuhan aliran air disiapkan 6,9 m3/detik. Khusus manajemen banjir, disiapkan sistem yang mengakomodasi aliran air dalam interval 100 tahun. Selain itu, drainase yang dibangun akan mengalirkan banjir yang keluar karena hujan 3-4 jam, yang mampu bertahan dalam jangka waktu 25 tahun tanpa genangan air.
(hoi/hoi) Next Article Pilih Orang-Orang Beken di Ibu Kota Baru, Ini Alasan Jokowi
"Secara paleo-hidrologinya, dari sejarah hidrologinya enggak ada [banjir]. Bencananya juga minim," kata Basuki di Kantor Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Jumat (3/1/20).
Kendati demikian, jika ada perubahan perilaku terhadap lingkungan, Basuki menyebut bisa saja terjadi banjir. Karena itu, ada persiapan yang disisipkan dalam basic design IKN.
Dia sudah menghitung pula, 70% dari lahan IKN merupakan wilayah hijau. Penetapan bangunan untuk gedung dan perumahan juga bakal memperhatikan aspek ini.
"Sudah dihitung berapa jumlah penduduknya yang akan ada di situ, 2,75 juta. Kan ada KIPP (Kawasan Inti Pusat Pemerintahan) intinya, ada kawasan ibu kota, ada perluasannya. Menjadi berapa," tandasnya.
Kawasan IKN sendiri meliputi sejumlah zona. Pertama, desain Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) dengan luas area 2.000 - 6.000 hektare. Kedua, Kawasan Ibu Kota Negara (K-IKN) dengan luas area ±40.000 hektare. Ketiga, Kawasan Perluasan Ibu Kota Negara (KP-IKN) dengan luas total area hingga ±180.000 hektare (termasuk perluasan KIPP dan K-IKN).
Pemerintah juga menyiapkan drainase, sistem manajemen banjir, hingga pembangunan pembangkit listrik energi baru terbarukan. Dari data Kementerian PUPR kebutuhan konsumsi air diasumsikan 300 liter/hari/orang.
Adapun kebutuhan aliran air disiapkan 6,9 m3/detik. Khusus manajemen banjir, disiapkan sistem yang mengakomodasi aliran air dalam interval 100 tahun. Selain itu, drainase yang dibangun akan mengalirkan banjir yang keluar karena hujan 3-4 jam, yang mampu bertahan dalam jangka waktu 25 tahun tanpa genangan air.
(hoi/hoi) Next Article Pilih Orang-Orang Beken di Ibu Kota Baru, Ini Alasan Jokowi
Most Popular