
Flu Babi Mematikan, Ini Cara Menyelamatkan Jutaan Babi di RI
Efrem Siregar, CNBC Indonesia
27 December 2019 19:58

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Gabungan Usaha Peternakan Babi Indonesia (GUPBI) Bali, I Ketut Hari Suyasa, mengaku khawatir penyebaran wabah demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) dari Sumatera Utara bisa masuk ke daerah lain di Indonesia. Virus flu babi menyebar antar babi, bukan pada manusia.
Kekhawatiran itu muncul karena dia menganggap transportasi pengangkut babi bisa menjadi media penyebaran virus ASF. Ia pun meminta agar distribusi daging babi dari Sumatera Utara atau wilayah terdampak dihentikan sementara ke daerah lain. Sumatera Utara merupakan daerah pemasok daging babi ke Jakarta.
"Memang ini menjadi dilema, di satu sisi memikirkan peternak di Sumatera Utara, namun di sisi lain ada jutaan babi yang perlu diselamatkan," kata Hari saat dihubungi CNBC Indonesia, Jumat (27/12/2019).
Buku Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan 2018 Kementerian Pertanian, tercatat populasi ternak babi mencapai 8,542 juta ekor.
Menanggapi kecemasan ini, Direktur Kesehatan Hewan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan Fadjar Sumping mengatakan kendaraan pengangkut ternak babi dari Sumatera Utara sudah diberikan disinfeksi. Truk pengangkut ternak juga tidak diizinkan masuk ke wilayah terdampak.
"Dalam persyaratan biosecurity, itu termasuk melakukan disinfeksi alat angkut, keranjang, dan lain-lain," katanya.
"Juga ternak yang boleh keluar hanya dari kandang yang tidak tertular. Jadi truk tidak boleh masuk ke wilayah tertular," kata Fadjar.
Ia mengatakan, peternakan di wilayah terdampak memang harus ditutup. Sejauh ini, ada 16 dari 33 Kabupaten/Kota yang terjangkit virus ASF.
Untuk peternakan yang menerapkan biosecurity dan kompartemen secara benar, dibuktikan dengan kajian dan sertifikasi, dia diberikan izin untuk mengeluarkan ternaknya ke daerah lain. Biosecurity adalah pengawasan lalu lintas terhadap ternak babi agar tidak menular atau masuk antar kandang atau antar wilayah.
(hoi/hoi) Next Article Virus Misterius Diduga Picu Kematian Seribuan Babi di Bali
Kekhawatiran itu muncul karena dia menganggap transportasi pengangkut babi bisa menjadi media penyebaran virus ASF. Ia pun meminta agar distribusi daging babi dari Sumatera Utara atau wilayah terdampak dihentikan sementara ke daerah lain. Sumatera Utara merupakan daerah pemasok daging babi ke Jakarta.
"Memang ini menjadi dilema, di satu sisi memikirkan peternak di Sumatera Utara, namun di sisi lain ada jutaan babi yang perlu diselamatkan," kata Hari saat dihubungi CNBC Indonesia, Jumat (27/12/2019).
Menanggapi kecemasan ini, Direktur Kesehatan Hewan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan Fadjar Sumping mengatakan kendaraan pengangkut ternak babi dari Sumatera Utara sudah diberikan disinfeksi. Truk pengangkut ternak juga tidak diizinkan masuk ke wilayah terdampak.
"Dalam persyaratan biosecurity, itu termasuk melakukan disinfeksi alat angkut, keranjang, dan lain-lain," katanya.
"Juga ternak yang boleh keluar hanya dari kandang yang tidak tertular. Jadi truk tidak boleh masuk ke wilayah tertular," kata Fadjar.
Ia mengatakan, peternakan di wilayah terdampak memang harus ditutup. Sejauh ini, ada 16 dari 33 Kabupaten/Kota yang terjangkit virus ASF.
Untuk peternakan yang menerapkan biosecurity dan kompartemen secara benar, dibuktikan dengan kajian dan sertifikasi, dia diberikan izin untuk mengeluarkan ternaknya ke daerah lain. Biosecurity adalah pengawasan lalu lintas terhadap ternak babi agar tidak menular atau masuk antar kandang atau antar wilayah.
(hoi/hoi) Next Article Virus Misterius Diduga Picu Kematian Seribuan Babi di Bali
Most Popular